malaikat berwajah dingin

146 29 2
                                    


part dua untuk minggu ini.

jangan lupa follow, votes dan komen ya..!

happy reading

***


Semua sudah kembali kerumah masih-masing setelah memberi kejutan sederhana untuk nara yang hari itu baru saja berusia 18 tahun, yang artinya gadis itu akan segera melepas masa lajangnya yang singkat itu satu bulan kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua sudah kembali kerumah masih-masing setelah memberi kejutan sederhana untuk nara yang hari itu baru saja berusia 18 tahun, yang artinya gadis itu akan segera melepas masa lajangnya yang singkat itu satu bulan kemudian.

Damar masuk kedalam kamar setelah mandi dan mengganti pakaiannya dengan piyama, pria itu mendekati istrinya yang baru saja meletakkan bayi mereka pada box bayi di sisi tempat tidur mereka.

"nyenyak sekali tidurnya?

Ya ampun, makin hari anak ini semakin mirip sama kamu sayang" kata damar memandangi wajah terlelap putranya sambil merangkul bahu seila.

"pasti dia kelelahan karena terlalu asyik bermain dengan kakaknya tadi." jawab seila tersenyum lembut dengan tangan yang menepuk lembut pipi damar, kemudian menghela nafas pelan.

"ada apa?" tanya damar saat menyadari wajah seila sedikit murung.

"Andai saja nara mau tinggal disini setelah mas dannar pergi, melihat anak itu memilih tinggal sendiri daripada bersama kita membuatku sedih dan merasa bersalah.

Apa sebagai tante aku terlalu menakutkan dimatanya?" keluh seila dengan wajah sedih.

"ya ampun sayang, sampai sekarang kamu masih berfikir seperti itu rupanya?

Apa aku harus memarahi dan memaksanya tinggal disini untukmu? Hmm..?" jawab damar kemudian mengecup pipi istrinya dengan gemas.

"bukan seperti itu, aku Cuma khawatir.

Meskipun kita rutin memastikan stok makanan dirumahnya, memantau pergaulan dan pendidikannya. 

Tapi rasanya pasti berbeda jika kita bisa menjaganya langsung seperti amanat mas dannar" lirih seila dengan wajah sendu.

"nara Cuma nggak mau merepotkan kita sayang, anak itu sangat mandiri.

Kamu juga bisa lihat sendiri kan bagaimana dia mengurus mas dannar saat sakit? Bahkan dia terlihat lebih dewasa dari usianya.

Kita cukup pantau dan dukung dia dari belakang tanpa menghalangi langkah yang dia pilih, aku yakin nara selalu berpikir matang sebelum melakukan sesuatu"

"sejujurnya aku sedikit khawatir tentang perjodohan ini sayang, apa kamu yakin bima pemuda yang baik untuk nara?

Apa keluarganya juga bisa menerima nara yang masih sangat muda dan labil seperti itu?"

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang