proyek cinta bima nara

199 31 25
                                    




seperti biasa tiga part setiap minggu..!!

selamat membaca,,

jangan lupa follow ya guys..

***

Nara memasuki halaman rumahnya dengan wajah lesu dan murung, tangan kanannya mencengkram erat kantong plastik berisi sayuran yang baru saja dia beli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara memasuki halaman rumahnya dengan wajah lesu dan murung, tangan kanannya mencengkram erat kantong plastik berisi sayuran yang baru saja dia beli.

Gadis itu menghela nafas kasar kemudian menengadahkan wajahnya sambil mengerjap beberapa kali untuk mentralkan ekspresi di wajahnya, lalu melangkah masuk kedalam rumah dengan wajah ceria.

Namun siapa sangka wajah murung nara tidak sengaja tertangkap basah oleh bima yang sedang memandang keluar dari jendela kamar nara.

Pemuda itu mengernyit dan segera menemui nara yang baru masuk kedalam rumah.

Bima menuruni tangga dan menyusul nara yang kini sudah berada didapur "Kamu masak apa? " Tanya bima saat melihat nara mengeluarkan beberapa bahan makanan yang dia beli dari dalam kantong plastik dengan tatapan kosong membuat gadis itu tersentak melihat kedatangan bima yang tiba-tiba. 

" Ii-iini, anu kak. Apa ya,,? " Sahut nara tergugup sembari menelisik belanjaannya sendiri.

Nara baru menyadari ternyata sudah membeli bahan makanan yang tidak dia butuhkan, padahal gadis itu berniat membuat hidangan yang sempat bima sebutkan sebelumnya.

"Kk-kkakak nggak masalah makan tumisan aja? Di abang sayur tadi nggak lengkap, jadi aku cuma beli ini doank. Hehehhee.. " Kata nara sambil mengangkat satu papan tempe dan sebungkus tauge dengan senyum kotaknya yang kaku.

Bima tersenyum lembut lalu mengusak gemas kepala nara.

"Saya bisa makan apapun, tapi saya tidak bisa melihat istri saya sedih begini.

Kenapa kamu kembali dengan wajah murung nara ? Ada masalah? " Pertanyaan bima membuat senyuman nara seketika menghilang, tergantikan dengan ekspresi terkejut.

"Ee-eenggak ada apa-apa kok kak. Murung darimana?? " Jawab nara yang kemudian menyibukkan diri dengan mulai memotong bawang.

Bima hanya memandangi aktifitas nara sambil bersedekap dada, kemudian menghela nafas kasar saat melihat air mata nara menetes begitu saja melewati batang hidungnya.

"Haiishhh,, baru motong satu biji aja udah pedih aja ni mata" Gerutu nara sambil mengusap kasar air matanya.

Bima kembali mendengus kasar kemudian Ditariknya lengan nara untuk masuk kedalam pelukannya "kemarilah"

Meski bingung nara tidak menolak pelukan bima, gadis itu tertegun sejenak kemudian diam-diam menangis didalam dekapan badan besar bima.

"Kemarin, di detik ketika kita sudah menjadi suami istri yang sah. 

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang