kekalahan yang indah

214 26 39
                                    

satu chapter lagi buat nemenin malem minggu kalian.

selamat membaca!

***



Di pagi yang cerah dan masih sedikit berembun, Nara keluar dari dalam kamar mandi, kemudian menyandarkan punggungnya pada daun pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di pagi yang cerah dan masih sedikit berembun, Nara keluar dari dalam kamar mandi, kemudian menyandarkan punggungnya pada daun pintu. Gadis itu tampak tertegun, memandangi ke dua kakinya yang beralaskan sliper bulu bermotif panda.

"Hadeeeh, gue udah tau kalau hidup gue akan berakhir seperti ini." gumamnya, kemudian berdecak.

Gadis itu akhirnya beranjak dari sana, dan melangkahkan kaki menaiki tangga menuju kamar tidurnya bersama Bima dilantai dua. Mendudukkan diri di sisi Bima yang masih terlelap, dan menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang dengan kedua tangan yang dia selipkan dibelakang tengkuknya.

Bima menggeliat dari tidurnya, dan membuka matanya satu persatu. Didapatinya sosok Nara tengah duduk melamun disampingnya. Pemuda itu tersenyum sekilas, kemudian menggeser tubuhnya agar merapat lebih dekat dengan Nara, memeluknya dari samping dan menggunakan perut gadis itu sebagai bantal untuk pipinya.

"ck, menyingkir dari sana kak" perintah Nara dengan nada sedikit mengomel,membuat Bima seketika mendongak dengan kedua alis yang bertaut.

"kenapa sayang? dingin banget, aku mau dipeluk sama kamu biar angetan" rengek Bima sambil mengeratkan lengannya memeluk Nara dan mengusakkan wajahnya pada perut gadis itu.

"sanaan ih, nanti dia kesakitan"

lagi-lagi Bima mendongak dengan ekspresi kebingungan "dia? maksudnya? kamu lagi PMS ya?" tanya Bima, tidak mengerti.

Nara tampak menghela nafas kasar, kemudian menyodorkan sebuah benda putih seukuran jari kepada Bima. 

Masih dengan ekspresi wajah kebingungan, pemuda itu menerima benda kecil itu dan memperhatikannya dengan seksama, sembari sesekali mengerjap  untuk memfokuskan matanya yang masih mengantuk.

Wajah bingung Bima seketika berubah menjadi wajah tertegun dengan mata berkedip-kedip karena tidak menyangka dengan apa yang dia lihat ditangannya.

"ck, aku udah bilang buat hati-hati kan? kakak sih.

ah, kalau begini pupus sudah semua rencana aku.

Kita kan baru seminggu yang lalu resepsi, nanti pasti aku digosipin habis-habisan dikampus" gerutu Nara dengan tatapan sinis dan bibir mengerucut.

Bima berdehem sekilas, kemudian mendudukkan diri sambil menetralan ekspresi diwajahnya menjadi terlihat datar dan cuek.

"aku keluar dulu" kata pemuda itu datar, lalu berlalu pergi.

" tuh kan, dia juga belum siap, lagian sok-sok'an sih." gerutu Nara, entah pada siapa.

"mau kemana lagi dia?" karena penasaran, Gadis itu melangkah keluar kamar, untuk menyusul suaminya.

PARAMOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang