Chapter 2

1.7K 176 33
                                    

"Kak Yura aku pulang! Makasih udah minjemin mob-"

Terhenti sudah ucapan Winara saat melihat sosok pria jakung berdiri tegap menunggunya di ruang keluarga.

Winara pikir akan melihat Yura menonton televisi di sana. Itu karena kebiasaan kakak perempuannya kalau sedang tidak bekerja pasti menonton. Entah drama, anime ataupun series barat.

Tapi ini Yoga?

Pria yang sangat enggan Winara temui. Perjalanan bisnis yang katanya satu minggu itu, kenapa sudah selesai saja sih?!

"Kamu bawa mobil sendiri?"

"Iya," Winara mencicit tapi juga melangkah masuk ke rumah.

"Kakak jangan marah. Tadi aku hampir telat, jadi minjem mobil kak Yura buat berangkat."

Ya, mana sempat Winara pesan ojol.

Diambilnya kunci mobil itu dari tangan Winara lalu dipeluknya erat-erat tubuh gadis itu. Yoga merasa lega, bisa melihat Winara lagi setelah lima hari lamanya mereka berpisah.

"Kak lepas!"

Yoga masih setia dengan pelukannya. Sementara Winara semakin merasa tak nyaman.

Yah setidaknya setelah tahu bagaimana Yoga menatapnya. Pelukan hangat seorang kakak ini tak pernah lagi sama.

Bahkan sekarang Yoga menciumi pelan puncak kepala Winara. Jadi gadis itu terpaksa mendorong tubuh besar sang kakak.

"Aku capek banget kak.. mau istirahat dulu ya ke atas," ucapnya sambil nyengir. Menutupi rasa gugupnya saat ini.

"Tunggu dulu," Yoga mencekal tangan Winara. "Kakak ada hadiah buat kamu. Kemari."

Terlihat jelas ada dua buah paperbag besar di atas meja. Tertulis di benda itu sebuah merek mewah kelas dunia.

Yoga pulang dan membawa hadiah seperti biasa. Kali ini apa? Tas? Jam tangan? Sepatu? Baju?

Winara sudah pernah mendapatkan semuanya. Semua itu.

Chopard. Itu merek perhiasan kan?

"Ini untuk kamu.. dan ini untuk Yura." katanya menjelaskan sembari tersenyum senang.

"Kakak beliin aku apa lagi coba? Duh buang-buang uang aja deh kak."

"Ya gapapa, kakak seneng buang-buang uang buat kamu."

Ugh! Bisa dibilang Yoga memang tipe pria yang romantis. Tapi romantisnya di tempat yang salah ashsjs.

"Duduk.. aku bantu pasangin."

"Hah? Emang itu apa kak?"

"Kalung. Kamu belum punya kan? Sepatu, tas, jam tangan, baju.. harusnya aku beli kalung sekalian sama gelangnya ya."

"Kak!"

Baru juga Winara mau protes, Yoga udah lebih dulu menariknya duduk di sofa. Winara sama sekalu tak bisa memprotes saat Yoga mengeluarkan benda berharga itu dari kotak.

"Kak Yoga aku bisa pasang sendiri."

"Nanti kamu kesulitan."

Tidak! Bahkan sekarang pria itu sudah lancang menyibakkan rambut belakang Winara. Diletakannya dengan hati-hati rambut itu di pundak.

"Harusnya cocok untuk kamu Wina. Kalau enggak, nanti kakak beliin yang lain."

Belum juga dipasang!

Perlahan Winara merasakan tangan besar Yoga mulai memasangkan kalung mahal itu ke lehernya. Sesekali Winara berjengit saat kulit mereka bersentuhan.

Obsession Series 3; Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang