Grace yang tertidur pulas terlihat sangat menggemaskan. Jeffrian tak bisa berhenti menatapnya.
Meski dalam cahaya lampu yang remang-remang, wajah mungil dan manisnya terlihat jelas di mata Jeffrian.
Jeffrian mengurut pelan lehernya. Dia baru saja berhasil menidurkan sang putri. Memang butuh effort yang cukup. Setidaknya dia bisa membuat Grace tertidur pulas.
Sampai pintu kamar mendadak dibuka dari luar lalu lampu terang dinyalakan membuat kamar ini terlihat lebih bercahaya.
Grace menggeliat, dia sensitif dengan cahaya terang yang barusan mengusiknya.
"Sayang?"
Itu Winara, dia meletakan tas miliknya di atas ranjang lalu melepas outer-nya.
"Kenapa lampunya nggak dinyalain Jeff?"
Jeffrian mendekati sang istri. "Sepertinya Grace nggak terlalu suka dengan cahaya terang sayang. Dia baru tidur pulas setelah lampunya aku matikan."
"Sepertinya aku harus memasang satu lampu remang-remang di sini. Kalau cuma lampu tidur di atas nakas itu terlalu gelap," lanjutnya.
Winara menoleh ke arah lampu terang itu. Tak lama terdengar suara rengekan dari arah box bayi. Hanya sebentar karena Grace sepertinya hanya bergumam, tak berniat untuk menangis.
Jeffrian dan Winara yang berdiri di dekat box bayi itu mendesah lega. Sudah jelas nanti malam mereka harus bersiap untuk berjaga.
"Cantiknya anak mama." Winara tersenyum lebar. "Rambut Grace cokelat banget ya Jeff? Mirip mama bener?"
"Iya sayang, ikut gen nenek moyang aku."
"Hmm aku lupa kalau bapaknya Grace ada darah bulenya." Winara bergumam halus.
Jeffrian terkekeh, dia memeluk pinggang Winara. Menciumi bahu mulus itu dengan gemas.
"Gimana persiapan pernikahan Yura dan Melvin? Lancar?"
"Iya kecuali satu hal. Pak Gio... kamu tau kondisinya sekarang Jeff."
Winara tidak tau bagaimana harus memanggilnya. Paman? Om? Yang pasti Winara tak ingin lagi memanggil pria itu papa.
"Apa dia semakin gila? Bagus lah. Terlalu mencintai anak tidak baik."
Tamparan pelan Winara layangkan ke dada bidang pria itu. Jeffrian berkata dengan acuh tak acuh sekali.
Pria itu memang berubah menjadi sama seperti Lilian. Jeffrian pikir itu akibat dari terlalu mencintai dan mendewakan anak-anak mereka. Ah, juga terlalu menuntut ini dan itu, memuja mereka sampai gila.
Anak hanyalah seorang anak. Mereka tak pantas diberi beban, ekspektasi, dan harapan berlebihan. Apalagi menganggap anak sebagai investasi di hari tua. Omong kosong!
Merawatnya dengan kasih sayang adalah kewajiban. Dan Jeffrian akan menerapkan pengasuhan yang baik untuk putrinya. Tak akan sedikitpun dia mencontoh Bara Damares dan Lilian, apalagi Gio.
Hanya ada satu, sosok yang Jeffrian puja. Cahaya di hidupnya. Winara.
Mungkin tanpa Winara di sisinya sekarang Jeffrian mungkin menggila. Dia tak akan bisa memiliki Grace dan kehidupan hangat keluarga kecil ini.
Jadi Jeffrian itu tak berlebihan mencintai anaknya tapi berlebihan mencintai istrinya.
Sama saja bukan?! Hahaha!
"Jeff!"
Winara terkejut karena Jeffrian tiba-tiba saja menggendong tubuhnya.
Enteng sekali seperti sebuah kapas di genggaman. Hanya dengan satu tangannya, padahal Winara ada di berat badan paling berisinya karena menyusui Grace.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 3; Light and Shadow
Romance❝She fell first but he fell harder, harder, and harder❞ - by milkymiuw