Chapter 35

1.1K 145 24
                                    

"Aku sudah memutuskannya, pa." ucapnya mantap, tanpa sedikitpun keraguan.

"Aku menginginkannya," sekali lagi dia memperjelas. "Aku mau kak Jeff."

Hardinata menatap lekat mata putrinya. Akhirnya dia bisa mendengar kalimat itu keluar dari bibir putrinya.

Tidak seperti saat-saat Rara selalu menolak saat dia ingin menjodohkannya dengan Jeffrian. Kali ini tanpa ada penawaran lagi, Rara yang mengatakan kalau dirinya juga menginginkan Jeffrian.

"Dulu sampai sekarang keinginanku hanya satu. Melihat kak Jeff bahagia." katanya, mengambil posisi duduk disamping sang ayah. "Tapi sekarang sepertinya aku jadi agak serakah. Aku mau kak Jeff."

"Tidak ada pria yang lebih hebat dari Jeffrian. Dia yang paling pantas untukmu. Sebelum papa pergi setidaknya papa harus melihat kalian bersama."

"Papa jangan bilang gitu! Aku nggak akan biarin papa pergi! Kak Jeff juga!"

Hardinata tersenyum singkat. Bukan berarti dia juga ingin segera mati. Hanya saja di usianya ini dan penyakitnya, rasa-rasanya sulit untuknya bertahan lebih lama lagi. Karena itu dia sangat menginginkan putrinya bisa bersama Jeffrian.

Hardinata tahu Jeffrian bisa melindungi Rara lebih baik dari siapapun juga. Jeffrian sudah menganggapnya sebagai ayah, jadi dia tidak akan menolak permintaanya yang satu ini. Meski Hardinata tahu Jeffrian masih bersikeras mendapatkan putri Gio Mahandika.

"Papa sudah banyak merepotkanmu dan Jeffrian. Kamu harus mengurus bisnis papa di usia semuda ini."

"Karena itu kan aku sekolah bisnis! Buat ngambil alih semua punya papa!" kata Rara bangga, menyembunyikan kesedihan mendalamnya. "Lagipula aku masih terus belajar di bawah bimbingan kak Jeff dan Miguel."

Hardinata terkekeh geli. Putrinya yang sangat optimis. Sejak dulu Rara memang selalu begitu. Sebagai seorang ayah, melihat putri satu-satunya merasa bahagia adalah keinginan terakhir Hardinata.

"Apa papa berpikir aku bisa mendapatkan kak Jeff? Aku tau dia hanya menganggapku sebagai seorang adik selama ini."

Selama ini Rara juga tidak menunjukan perasaanya pada Jeffrian. Hanya saja saat melihat Jeffrian dan Winara bersama di Amerika kemarin entah kenapa perasaanya menjadi tak menentu. Dia marah dan cemburu untuk alasan yang konyol.

Bagaimanapun mendapatkan Winara kembali adalah keinginan Jeffrian. Namun Rara juga tidak bisa memungkiri jika tiga tahun ini dia berusaha mendapatkan permintaan maaf dari Winara agar Jeffrian merasa senang kepadanya.

Rara akui dia memang bukan sahabat yang baik. Keserakahannya muncul sedikit demi sedikit saat mengingat semua yang telah Jeffrian lakukan untuknya.

Selama Winara tidak ada, dia dan ayahnya lah yang menjadi prioritas Jeffrian.

"Kenapa tidak bisa?" balas Hardinata tegas. "Kemana sikap percaya diri yang selalu kamu tunjukan itu?" diusapnya kepala sang putri dengan sayang.

"Kamu hanya perlu membuat Jeffrian mencintaimu. Jika tidak bisa, ada papa yang bisa melakukannya untukmu. Papa akan melakukan segalanya."

"Apa yang akan papa lakukan? Memaksa kak Jeff? Itu nggak mungkin terjadi, papa tau kak Jeff selalu punya pemikirannya sendiri..."

"Lagi-lagi kamu putus asa sebelum mencoba." Hardinata menepuk lembut pundak putrinya. "Jangan menyerah sebelum berusaha."

"Jeffrian memang memiliki pemikirannya sendiri. Dia suka mengambil tindakan yang jauh berbeda dari apa yang direncanakan tapi bukan berarti tidak ada cara untuk membujuknya."

Pria itu menghembuskan napasnya dalam-dalam. Kepalanya penuh dengan ingatan tentang pertemuannya dengan Jeffrian lalu hubungan yang mereka selama ini hingga Jeffrian menganggap dan menghargainya sebagai seorang ayah.

Obsession Series 3; Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang