Chapter 11

1.4K 176 46
                                    

"Kalau lo nggak bisa bikin Winara bahagia mending dia sama gue aja deh bang!"

"Jangan buat dia terluka. Jaga Winara dari kakak brengseknya itu."

Jeffrian sudah menduganya. Malam itu saat Winara mendadak terbangun dari tidurnya, gadis itu tak hanya sekedar mengalami mimpi buruk.

Pasti terjadi sesuatu antara Winara dan kakaknya, Yogantara Mahandika.

Jeffrian tak perlu repot-repot mencari tahu. Sean datang memberikan jawabannya. Lagipula mencari tahu hanya akan membuat waktu Jeffrian terbuang sia-sia.

Hanya sebentar lagi. Sebentar lagi sampai semua rencana yang telah dia susun sejak lama bisa dimulai.

Setiap hari bagi Jeffrian rasanya sangat berharga. Bukan karena dia menjalani hari-hari bersama Winara, melainkan karena tujuan terbesar dalam hidupnya akan segera tercapai.

Tujuan besar yang tak seorang pun tahu. Tidak ada yang akan menduga apa yang akan Jeffrian lakukan ke depannya.

Pembalasan dendam.

Sebuah pembalasan dendam yang sudah dia siapkan sejak lama. Setelah kematian ibunya dan juga gadis yang dia cintai, Rayna.

"Aku tidak akan melibatkan Sean. Dia adalah satu-satunya keluarga Damares yang pantas untuk hidup."

"Sejak dulu kau selalu mengatakan itu. Bagaimana kalau dia yang naik menjadi penerus perusahaan? Apa yang kita lakukan akan sia-sia!" salah satu orang di sana menimpali ucapan pria itu dengan kesal.

"Tenang kak Migu. Kerja keras kita tidak akan sia-sia. Percayakan saja semuanya pada kak Jeff," seseorang yang duduk tak jauh dari mereka ikut berucap.

"Tolong bunuh Jonathan terlebih dahulu. Singkirkan dia. Aku muak melihat wajahnya berseliweran dimana-mana sebagai calon pewaris Damares Grup."

Jeffrian mengangguki permintaan orang itu. Dia tidak akan langsung membunuh semua orang di keluarga itu. Satu persatu agar mereka menjadi gila dan menerka-nerka kesialan apa yang sedang menimpa keluarganya.

"Pria bejat itu! Dia menghamili kakakku dan membunuhnya sesuka hati. Bahkan jika Jonathan Damares mati di depanku, aku tetap tidak akan sudi memaafkanya."

"Ayah dan aku bekerja keras untuk membantumu mencapai tujuan, Jeffrian Damares. Jangan kecewakan keluarga Hardinata."

"Tidak akan," tegas Jeffrian sekali lagi. "Sayangnya aku akan melakukan ini demi Rayna bukan demi keluarga Hardinata."

"Ck sama saja!" Pria bernama Miguel itu berdecak pelan. Dia meremas pundak Jeffrian kuat-kuat. "Kapan kau akan berhenti mencintai orang yang sudah mati. Kasihan istrimu haha!"

"Istri apaan? Kau juga berhenti lah membawa candaan konyol itu kemari. Sudah kubilang kan dia orang yang tidak penting!"

Jeffrian kesal. Hardinata sudah pernah menceramahinya. Lalu kali ini Miguel? Besok siapa lagi?

Padahal Jeffrian sudah mengatakan pada orang-orangnya untuk mengabaikan gadis itu tak peduli apapun statusnya.

Istri? Itu hanya status yang dibuat oleh Bara Damares untuk mengikatnya.

"Yayayaya!"

"Kalian ini jangan banyak bertengkar. Sudah tua juga! Cepat jadwalkan touring untuk minggu depan! Yang jauh sekalian!"

"Haih gadis tengil sialan itu! Tidak lihat ya kita sedang sibuk?"

Mereka berdua membiarkan gadis itu pergi meninggalkan ruangan. Tersisa Jeffrian dan Miguel di ruangan yang terletak di dalam showroom kendaraan mewah itu.

Obsession Series 3; Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang