Rekan kerja. Hanya sebatas itulah hubungan Winara dengan Jeffrian Damares jika dilihat sekilas. Kenyataanya Jeffrian menegaskan kalau mereka adalah pasangan kekasih. Winara tidak bisa membantahnya karena dia juga tak keberatan dengan status itu.
Lebih baik begitu dari pada harus mengingat kalau status mereka adalah mantan suami dan mantan istri.
Winara sudah kembali ke Los Angeles. Dia menjalani hari-harinya seperti biasa. Satu bulan belakangan hampir tidak ada yang berubah kecuali intensitas pesan dan panggilannya yang sering kali membludak karena Jeffrian.
Winara sampai sekarang masih merahasiakan ini dari keluarganya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi ayahnya jika tahu tentang semua ini.
Ayahnya pasti kecewa kan?
Pekerjaan Winara di kantor berjalan dengan baik. Kecuali beberapa hal yang membuatnya sedikit menjaga jarak dengan rekan kerjanya. Sharon, si sekretaris yang ternyata memang diam-diam menjalin hubungan gelap dengan Mr. George.
"Winara, kau menghindariku ya?"
"Tidak!"
"Jangan berbohong. Setelah tahu hubunganku dan Mr. George kau jadi sering menghindari tatapanku."
"Aku hanya sibuk saja akhir-akhir ini." Winara berkilah. Segera dia membereskan meja kerjanya yang penuh dengan dokumen penting.
"Kupikir kita sudah menjadi teman." Sharon yang cerewet, Winara mati-matian menghindarinya. "Bukankah hidupmu terlalu membosankan?"
"Aku suka hidupku sekarang."
Apa-apaan sih wanita ini?!
"Kau harus mulai mengencani pria kaya raya dan tampan."
Aku sudah mengencani satu.
"Mr. George sepertinya tidak masuk dalam kategori itu," celetuk Winara. Dia lantas membungkam bibirnya karena keceplosan. "Maaf... aku melantur."
Sharon tersenyum tipis. "Tidak masalah, yang penting dia kaya raya. Lagipula aku tidak akan bisa bertahan hidup jika hanya mengandalkan gajiku. Uang adalah segalanya Winara."
Winara tidak menyetujui gagasan itu. Uang adalah segalanya. Segalanya butuh uang.
Kenapa orang-orang selalu berpikir secara kapitalis?!
"Kupikir kamu berhasil merayu Jeffrian Damares. Dia sepertinya tertarik padamu loh. Jeffrian itu mahir berbahasa Inggris, kenapa kira-kira dia butuh dirimu dan lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia?"
Glek. Winara kesulitan menelan ludahnya sendiri. Merayu Jeffrian katanya? Bukannya kebalik, Jeffrian yang merayunya?
"Hmm tapi sepertinya dia juga berhubungan baik dengan gadis itu. Apa dia semacam calon istri atau tunangannya?"
Gadis?
Siapa maksud Sharon? Rara kah?
Winara senang karena dia tidak harus bertemu lagi dengan Rara. Entahlah Winara belum siap berbicara dengan Rara lagi. Mungkin pertemuan yang selanjutnya. Memaafkan Jeffrian saja bisa, Winara berpikir untuk mendengar penjelasan dari gadis itu sebelum memutuskan umtuk memaafkan atau tidak.
"Tidak baik terlalu ikut campur urusan orang lain, Sharon. Aku lihat kamu punya banyak waktu luang akhir-akhir ini," Seperti orang yang menganggur saja, itu yang Winara pikirkan.
"Mau pergi ke kelab malam bersama? George menemani istrinya di rumah sakit, sementara dia tidak akan melakukan perjalanan jauh dan kami juga tidak bisa bersama."
"Tidak, terimakasih."
Dasar wanita gila! Kenapa dia terlihat bangga sekali menjadi seorang pelakor di dalam rumah tangga orang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 3; Light and Shadow
Romance❝She fell first but he fell harder, harder, and harder❞ - by milkymiuw