"Gadis pendiam memang menakutkan," gumam Sharon yang bisa Winara dengar. Wanita itu barusan menyindirnya karena bisa satu mobil dengan Jeffrian.
Winara menyukai Sharon yang suka blak-blakan menyindir seperti ini. Mulut wanita itu memang mudah sekali melontarkan komentar. Lebih baik begini dari pada diam-diam berbicara di belakangnya.
"Wina!"
Panggilan itu datang dari arah belakang. Winara dan Sharon kompak menoleh. Ada Rara yang berjalan ke arah mereka, ikut memasuki ruang ganti pakaian.
"Wina? Dia memanggilmu?"
"Entah, abaikan saja."
"Kalian saling mengenal ya?"
"Nggak," balas Winara dengan cepat. Dia tersenyum menutupi rasa kesalnya.
"Terus panggilan itu? Wina.. apa semacam panggilan akrab antar teman?"
Winara menghembuskan napas jengah. Berdebat degan Sharon tak akan ada habisnya. Juga Winara tak habis pikir dengan Rara, kenapa gadis itu terus saja membuatnya kesal dengan kehadirannya yang selalu tiba-tiba?
Tidak juga sih. Jelas-jelas Rara memang ikut datang walaupun tadi mereka menaiki mobil yang berbeda.
"Aku ganti baju dulu ya gadis-gadis. Bicaralah kalian berdua." Sharon menepuk pundak Winara, sengaja menggoda.
Sial! Sharon itu memang pintar sekali membaca situasi. Karena itulah jika dia terus berdekatan dengan Jeffrian mungkin saja hubungan mereka akan segera terbongkar.
Bukan hubungan gelap seperti itu melainkan antara mantan suami dan mantan istri.
"Wina, akhirnya kita ketemu lagi setelah tiga tahun—"
"Minggir. Lo ngehalangi jalan gue," Winara memotong ucapan Rara dengan pedas. Dia ingin menyusul Sharon berganti pakaian. "Jangan seenaknya manggil gue dengan panggilan itu. Lo bukan temen gue. Gausah ngajak gue bicara karena gue nggak ada waktu untuk berurusan sama lo."
Berbeda. Satu kata itu yang bisa mendeskripsikan seorang Winara Salsabila Mahandika yang sekarang. Baik tatapan dan ucapan gadis itu, Rara merasa Winara yang berdiri di depannya sekarang bukanlah Winara yang dulu.
Mungkin hanya kepadanya Winara bersikap seperti ini. Karena Rara bisa melihat interaksi Winara yang menyenangkan dengan mbak bule bernama Sharon itu.
"Gue minta maaf, Wina-ra. Gue seharusnya cerita sejak awal kalau gue kenal sama kak Jeff."
Kak Jeff huh?!
"Panggil aku kak Jeff saat kita sedang bersama. Aku merindukan panggilan itu keluar dari bibirmu, Peaches."
Menggelikan!
Dua manusia bernama Jeffrian dan Rara ini memang sangat menggelikan hingga membuat Winara merinding setiap kali harus berhadapan dengan mereka.
"Oh.."
Oh?!
"Percuma lo ngaku sekarang di saat gue udah tau kebenarannya. Semua itu nggak akan bisa merubah masa lalu."
"Gue harap lo dan kakak Jeff tersayang lo itu berhenti menganggu dan mempermainkan gue. Gue nggak akan tertipu untuk yang kedua kalinya."
"Wina?"
Rara membiarkan Winara pergi begitu saja. Dia tak bisa menahannya. Rasanya sulit sekali hanya untuk berbicara empat mata dengan Winara.
Jeffrian sudah membuka kesempatan besar ini. Sepertinya sia-sia saja. Winara tidak ingin memafkannya.
Tidak bisa begini. Rara tidak ingin mengecewakan Jeffrian. Bagaimanapun Winara harus memaafkannya. Itu tujuan Rara.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 3; Light and Shadow
Romance❝She fell first but he fell harder, harder, and harder❞ - by milkymiuw