Chapter 49

797 124 17
                                    

Prak!

Prang!

Suara itu berasal dari benda-benda yang dilemparkan Rara ke lantai. Semua barang yang bisa dijangkaunya berakhir jatuh mengenaskan dan pecah.

Amarah yang menguasainya membuat Rara tidak peduli lagi meski make up dan benda berharganya menjadi korban lemparannya.

"Sialan! Sialan! Sialan!"

Prang!

Seolah tak ada habisnya, Rara terus saja melemparkan benda di atas meja ke lantai. Membuat kamarnya sangat tidak layak untuk dilihat.

Rara marah. Sangat marah.

Ya, mendengar fakta bahwa Winara dan Jeffrian belum bercerai sangat menyakitkan untuknya.

Rasanya sangat mustahil. Jelas-jelas Rara melihat sikap dan perilaku Jeffrian selama tiga tahun terakhir, pria itu tidak mempedulikan Winara. Membiarkan Winara jauh tanpa ada niatan untuk menjalin hubungan mereka kembali.

"Arghhhh!"

Berteriak, Rara melemparkan sebotol parfum di tanganya ke arah tembok. Nyatanya dia tak bisa mengontol emosinya sama sekali.

Tangisannya pecah, air matanya sejak tadi tak berhenti keluar. Benar, Jeffrian tidak berniat menjalin hubungan dengan Winara karena memang sejak awal hubungan mereka tak pernah terputus.

Hubungan pernikahan sialan!

"Kenapa lo harus sampai sejauh ini sih kak? Cuma demi Winara?! Winaraaaaa!"

Rara mengepalkan kedua tanganya di atas meja riasnya. Kosong, di atas meja itu tak ada lagi benda yang tersisa. Semuanya telah berhamburan ke lantai.

Rara mengusap pipinya yang memerah, masih terlihat jelas bekas tamparan keras Winara di sana.

Winara!

"Gue beneran jatuh cinta. Jatuh cinta sedalam-dalamnya. Kenapa semua jadi kayak gini?!" gumam Rara menatap wajah penuh amarahnya di cermin.

Pada dasarnya Rara tahu, Jeffrian tidak akan pernah mau menjaga perasaanya. Rara mendengar pembicaraan antara Jeffrian dan ayahnya.

Jeffrian mengatakan pria itu hanya akan bertanggung jawab atas fisiknya, tidak dengan perasaannya. Karena itu Jeffrian selalu melindungi dan bersikap baik padanya.

Sayangnya, sikap peduli dan kebaikan Jeffrian membuat Rara mendambakannya. Rasanya dia tidak melihat pria lain yang pantas bersanding dengannya selain Jeffrian Damares.

Di mata Rara, Jeffrian adalah bentuk dari kesempurnaan. Seorang pria dewasa yang mampu membuatnya merasakan debaran gila.

Lalu Winara... Rara tidak bisa lagi melihat Winara yang dulu. Temannya itu sudah sepenuhnya berubah.

Apa dia memang benar-benar perlu menyingkirkan Winara demi mendapatkan seorang Jeffrian?

"Lo pernah bilang kan kak? Perbedaan gue dan orang yang terobsesi? Lo bilang mereka itu orang-orang yang sanggup menyingkirkan orang lain demi memiliki seseorang," Rara menghapus air matanya dengan cepat. Sebenarnya menangis itu bukanlah gayanya.

"Kalau gue mampu menyingkirkan Winara.. apa kita masih bisa bersama?" tanyanya pada pantulan dirinya sendiri di kaca.

Rasa cinta yang membuat seseorang menjadi jahat. Apakah itu perasaan yang wajar?

Akal sehat dan hati Rara masih terus berperang. Meski begitu dia tahu, keinginanya untuk menjadi seseorang yang spesial di mata Jeffrian tidak akan pernah pudar.

"Gue enggak mau jadi selingkuhan."

Rara tersenyum miris. Dia menatap pantulan dirinya di cermin dengan tajam. "Lagipula lo cuma istri yang disembunyikan Wina. Gue tunangannya. Semua orang tahu kalau gue tunangan Jeffrian Damares!"

Obsession Series 3; Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang