Jeffrian sibuk berkutat dengan banyaknya dokumen di atas meja kaca di depannya. Pria itu sesekali menekan bolpoinnya ke meja karena merasa isi di dalam kertas itu tak sesuai ekspekstasinya.
"Kapan Miguel datang?" tanya Jeffrian pada pria tua berumur sekitar 55 tahunan itu.
"Mungkin sebentar lagi. Kau tunggu saja."
Pria itu, Tuan Hardinata. Si pemilik showroom tempat Jeffrian banyak melalukan diskusi penting dengan para sekutunya. Juga ayah Rara.
"Menemui Jia?" tebak Jeffrian. Lalu pria itu mendengkus kesal.
Tidak ada cerita Miguel datang terlambat selain pergi mengapel wanita cantik itu.
Padahal Jeffrian sudah memperingatkanya berkali-kali. Jangan ganggu wanita itu saat sedang bekerja. Karena Jeffrian sangat kesal jika saja ada seseorang yang menganggu kedamaian dapurnya.
Miguel tidak pernah mau mendengarkannya. Dia juga tidak kapok setiap saat ditodong pisau oleh Jia. Kepribadian wanita itu saat bersamanya dan bersama pria lain memang berbeda.
Bergelayut manja, menggoda, dan bersikap kurang ajar. Jeffrian sudah cukup menerima semua kegilaan wanita itu. Tapi meskipun tahu, Miguel tetap saja mendekati Jia. Pria kalau sudah jatuh cinta memang susah. Sekalipun pembunuh bayaran pasti dikejar juga.
"Aku senang Bara Damares memutuskan untuk membuang putranya jauh ke luar negeri," ucap Hardinata.
"Pria itu hanya sedang berusaha melindungi Sean dari Lilian," ucap Jeffrian tak mengalihkan tatapannya dari dokumen yang dia pegang.
"Kesempatanmu pada akhirnya datang juga. Ambil alih Damares Grup, itu janjimu padaku selain menyingkirkan Jonathan keparat!"
"Andai saja semuanya mudah sejak awal," Jeffrian membanting kertas yang dipegangnya ke atas meja.
Terpampang jelas isi dokumen itu di hadapan Hardinata. Pria itu mengambilnya dan membacanya dengan teliti.
Laporan kesehatan Bara Damares yang sangat rahasia berada di tangan mereka. Bulan lalu saat membaca laporan pemeriksaan itu Jeffrian bisa tertawa bahagia. Kali ini tidak.
Ada perkembangan yang signifikan dalam kesehatan pria itu. Jeffrian pikir Bara sudah dekat dengan ajalnya. Dengan begitu semua akan mudah bagi Jeffrian.
"Nyatanya mengambil alih perusahaan raksasa seperti Damares grup tidak semudah itu." ucap Jeffrian.
Untuk urusan di dalam perusahaan Jeffrian tidak ingin bermain dengan cara kotor. Dia ingin Damares Grup menjadi miliknya tanpa berkurang nilainya.
Jeffrian ingin menjaganya tetap seperti itu. Utuh dan berjaya. Saat dirinya mengambil alih dia tak perlu mencemaskan apapun lagi. Lagipula Jeffrian juga tidak bisa bergerak tanpa komando Theo. Dia yang paling tahu bagaimana kondisi Bara Damares dan keluarga itu.
Jika tidak ingin semua yang mereka lakukan sampai sekarang menjadi sia-sia. Jeffrian harus sedikit bersabar.
Hardinata membenarkan letak kacamatanya yang melorot. Pria tua itu juga merasa kesal untuk sesaat.
"Cara termudah yang bisa kau lakukan adalah mendapatkan kepercayaan semua orang."
"Jadilah Jeffrian Damares yang kompeten. Tanpa diminta, mereka pasti akan memaksa Bara mendudukanmu di kursi presiden diretur. Lalu aku dan semua orang yang sudah bekerja keras untukmu dengan senang hati memanggilmu Presdir Jeff."
Memindah tangankan kekuasaan sebesar itu memang bukan hal yang remeh. Damares Grup sudah berdiri lama, turun-temurun sejak dulu kala. Dan di tangan Bara Damares lah perusahaan yang banyak bergerak di bidang konstruksi dan perhotelan itu berada di puncak kejayaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 3; Light and Shadow
Romance❝She fell first but he fell harder, harder, and harder❞ - by milkymiuw