Chapter 32

1.5K 173 28
                                    

Winara mengerjapkan kedua matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Winara mengerjapkan kedua matanya. Pandangannya yang semula buram lama-lama makin jelas.

Ini bukan kamar hotelnya, melainkan kamar Jeffrian. Winara dengan cepat mengingat yang terjadi antara dirinya dan Jeffrian semalam.

Pergulatan panas yang di awali dari meja makan lalu berlanjut ke ranjang. Sentuhan Jeffrian yang dia rasakan di setiap inci kulitnya, desahan dan erangan mereka yang bercampur masih jelas teringat di benaknya.

Pegal, Winara berusaha mengubah posisinya dari tengkurap menjadi terlentang. Namun sulit, dia merasakan beban berat di atas pinggangnya. Matanya bergerak liar saat merasakan elusan tangan seseorang menuju bahunya.

"Peaches..."

Sudah jelas. Pria itu adalah Jeffrian.

Sengaja membuat gerakan yang menyebabkan rambut hitamnya menggesek kulit halus Winara. Jeffrian terbangun, merasa bersalah karena menindih tubuh kecil wanitanya.

"Maaf," ucapnya serak.

"Sudah lama aku tidak tidur sepulas ini." racaunya melirik tubuh bagian belakang Winara yang penuh dengan tanda buatannya.

Ugh! Belakang saja separah ini apalagi yang di depan?!

Jeffrian dengan cepat menaburkan ciuman ke bahu Winara sebelum wanitanya sempat merubah posisi menjadi telentang. Dengan tegas tangan kecilnya menarik selimut hingga sebatas dada. Menutupi semua dari padangan Jeffrian.

Jeffrian terkekeh ditengah debaran jantungnya yang menggila.

Memangnya apa lagi yang perlu ditutupi?

"Ini pertama kalinya.."

Jeffrian mengerutkan dahinya. "Pertama kali apa, Peaches?"

"Pertama kalinya kamu tidur di ranjang yang sama setelah kita bercinta. Biasanya aku selalu ditinggalkan seperti seorang jalang yang terbuang."

Winara mengingat setiap hal yang dia dan Jeffrian lakukan. Sebagai pasangam suami istri yang romantis—baginya dulu.

Malam pertama mereka, bagi Winara itu kenangan yang indah. Jeffrian mempelakukannya seolah dia adalah gadis yang paling Jeffrian sayangi.

Pagi harinya Winara berharap bisa terbangun di pelukan Jeffrian dan mengadu betapa sakit dan lemahnya dia karena perbuatan Jeffrian semalam. Kosong, Jeffrian sudah menghilang bersama seluruh pakaian bekas mereka menyisakan kesakitan di tubuh dan hati Winara.

Dan hal itu terulang kembali. Jeffrian sangat senang meninggalkannya, hingga sempat Winara berpikir dirinya tak bisa memuaskan Jeffrian. Atau memang pria itu tidak tahan tidur bersamanya hingga pagi menjelang.

"Peaches.."

"Sudahlah, nggak ada gunanya mengingat hal-hal yang membuat hatiku sakit."

Winara hendak bergegas bangun dari ranjang namun Jeffrian sudah lebih dulu mengangkatnya ke pangkuan pria itu.

Obsession Series 3; Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang