Chapter 3

1.6K 176 16
                                    

Teman itu menuntun kita ke jalan yang benar. Kalau menyesatkan itu namanya setan. Yah seperti gadis bernama Rara ini, sepertinya dia memang jelmaan setan.

Bukan hanya sangat sangat gila. Ide Rara ini SANGAT AMAT SUNGGUH GILA! Garis bawahi itu!

"Pembeli mobil dan motor di tempat papa gue nggak cuma dari kalangan biasa tapi juga konglomerat dan bos-bos besar."

"Gue punya daftar nama mereka. Nyaris setiap minggu mereka datang ke tempat papa. Dan dari lima orang yang udah gue saring, ada satu yang gue rasa bisa membantu lo Win."

"Jeffrian Damares."

Satu nama yang berujung pada penjelasan-penjelasan yang membuat Winara kagum. Tentang pria bernama Jeffrian Damares itu.

Singkat cerita, dia adalah anak konglomerat di Indonesia. Berdarah campuran Australia - Indonesia. Juga yang paling sempurna dari segi usia, kekayaan, dan tampang. Menurut Rara juga Jeffrian adalah pribadi yang pendiam dan kalem.

Sempurna untuk dijebak, maksudnya.

Siapa yang bisa membayangkan kalau ide gila Rara adalah menjebak anak konglomerat!

Tidur bersama -- meminta pertanggung jawaban -menikah - keluar dari rumah dan terlindungi.

Itu ide TERGILA yang pernah ada. Tapi Rara berkata ide gila itu patut untuk DICOBA.

Masa bodoh! Winara tak akan melakukan kegilaan itu. Dia tidak sudi. Sangat tidak sudi. Demi Tuhan!

Satu minggu Winara tetap bersikukuh denga pendapatnya untuk menolak ide gila Rara.

Hingga satu malam merubah segalanya. Winara bahkan tak membayangkan jika malam itu dirinya masih terlelap dalam mimpi dan tak sadar apa yang telah dilakukan kakak tirinya.

Dalam kegelapan Winara merasakan keberadaan seseorang di sekitarnya. Hembusan napas panas menerpa wajahnya. Lalu dia tersentak bangun.

"Siapa?"

"Wina.. sayang." suara serak dan dalam itu, Winara sangat mengenalinya. Yoga.

"K-kak Yoga?"

Winara mencicit takut, hendak menyalakan saklar lampu di atas nakas namun tanganya ditahan kuat oleh pria yang kini mengukung tubuhnya itu.

"Kakak ngapain di sini? Kenapa nggak tidur di kamar?"

Jelas, Winara mencoba menutupi kegugupannya. Sedikit bersyukur kamarnya begitu gelap karena Yoga pasti tak bisa menatap matanya.

"Harusnya aku yang bertanya Winara... kenapa kamu menghindariku akhir-akhir ini?"

"Kakak mabuk, aku-"

Tunggu!

Gadis itu tak lagi melanjutkan perkataanya saat merasa ada yang aneh dengan tubuhnya.

Pakaian tidurnya terbuka! Kancing-kancing bajunya terlepas dari tempatnya. Untungnya meski tak memakai bra, Winara masih memakai tanktop di dalamnya.

Winara yang sadar langsung beringsut mundur. "Apa yang kakak lakuin ke aku!"

Gadis itu langsung serampangan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Juga menyalakan saklar lampu di atas nakas dengan cepat.

Obsession Series 3; Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang