Chapter 4

1.5K 181 13
                                    

Yoga memacu mobilnya dengan cepat membelah jalan raya. Tetap memastikan Winara aman di sampingnya.

Hari ini dia berniat mengajak adik tercintanya keluar, sayangnya rencana itu harus batal karena panggilan mendadak dari sang ayah di rumah.

"AKU NGGAK MAU!"

Baru turun dari mobil saja Winara dan Yoga dikejutkan dengan teriakan Yura yang begitu memekakan telinga.

Tidak menutup kemungkinan juga tetangga sebelah rumah mereka mendengarnya. Yoga dan Winara buru-buru masuk ke dalam rumah.

"Aku bilang nggak mau papa!"

"Bantu papa Yura.. papa tahu ini salah papa. Sekali saja ya? Demi perusahaan dan nama keluarga besar kita."

"Omong kosong! Semua ini karena keserakahan papa dan kak Yoga!"

"Yura!"

Winara tidak tahu apa yang terjadi. Tidak ada kedamaian saat dia pulang ke rumah, melainkan keributan yang menegangkan.

Ayahnya bersitegang dengan kakaknya. Sedangkan sang ibu terlihat gusar tak bisa melerai ataupun menenangkan.

"Apa yang terjadi?" tanya Yoga, dia juga tak mengerti tentang situasi ini.

"Papa memintaku menikahi anak pria itu! Aku tidak sudi! Kalian berdua yang berbuat kesalahan! Kenapa aku yang harus berkorban!"

"Pa? Menikah apa? Papa ingin Yura menikahi siapa?"

"Tuan Bara tahu kalau kita merencanakan keberpihakan pada perusahaan saingan mereka. Sekarang dia mengancam menarik semua dana dan investasinya dari Mahandika Grup."

"Shit!"

Yoga pikir dia dan ayahnya sudah bergerak sehati-hati mungkin. Rencana berpaling dari Damares grup bisa ketahuan secepat ini pastilah ada mata-mata di dalam perusahaan.

Tapi tidak mungkin! Yoga sendiri yang mengerjakan bersama ayahnya. Siapa yang bisa membocorkannya?

"Bara Damares sialan itu! Mereka ingin perusahaan kita selamanya di bawah mereka!"

"Demi Tuhan aku tidak sudi menikah dengan pria itu! Kalian tahu aku sudah punya kekasih!"

"Kenapa harus pernikahan?" Yoga bertanya getir pada sang ayah. "Biarkan aku yang menyelesaikan-"

"Tidak! Kau tidak bisa menentang ucapan pria angkuh itu Yoga! Sebelum itu pasti dia sudah lebih dulu mengobrak-abrik perusahaan dan membuat kita jadi melarat!"

"Lalu memberikan Yura padanya bukannya sama saja dengan papa menjual adikku?!"

"Papa tidak menjualnya! Papa hanya-"

"Hanya apa pa?!" Yura marah.

"Demi perusahaan, kita harus melakukan apapun Yura! Kau tidak ingin kita jatuh miskin bukan?!"

"Tidak ada yang mau jatuh miskin! Papa harusnya memikirkan cara lain selain menjual putrimu sendiri! Kakak juga, berpikirlah bodoh!"

Yura menangis meneriaki ayah dan kakaknya, terlihat sangat frustasi dengan situasi dimana dirinya yang harus dikorbankan.

"Diam!" bentak Yoga. Pria itu terlihat gusar, berjalan ke sana kemari sembari menyugar ramburnya.

Winara hanya berdiri diam tanpa tahu harus melakukan apa. Dirinya seperti manusia tak berguna di saat-saat seperti.

Dari percakapan itu Winara bisa membuat sedikit kesimpulan. Ayahnya berniat untuk mencari keuntungan lebih dan mengembangkan perusahaanya dengan cara mengkhianati Damares Grup karena berpikir jika terus berada di bawah perusahaan itu Mahandika Grup tidak akan bisa berkembang lebih jauh.

Obsession Series 3; Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang