Wah. Itu satu kata yang keluar dari bibir Miguel untuk menjelaskan betapa tidak tahu dirinya gadis kecil ini.
Mirip! Mirip sekali dengan Jeffrian. Sangat tidak tahu diri!
Sudah lah Miguel membayar uang makannya. Menemani pergi ke kantor polisi untuk membuat laporan.
Lalu tau apa yang diminta gadis ini padanya?
"Kak.. aku mau beli makanan buat kucing dulu."
"Iya terus?"
"Aku nggak punya uang."
Bodoh! Miguel juga tahu gadis ini menjadi miskin karena semua benda berharganya raib di restoran milik suaminya sendiri.
Restoran tunangannya ya ya ya begitu lah. Agak konyol memang. Kejadian ini sungguh aneh, ditambah CCTV kenapa juga pas sekali sedang rusak!
"Kalau kakak mau minjemin aku. Seratus ribu aja. Nanti aku kembaliin kok, kalau enggak kak Jeff—"
"Okey okey. Nih ambil."
Wow. Seorang Miguel yang teramat sayang dengan uang mau cuma-cuma memberi uang pada gadis kecil yang bertekad membeli makanan kucing ini?
Wow!
Jeffrian dan Theo mungkin akan menertawainya. Ongkos parkir saja, Miguel terkadang mendumel harus merogoh uang hanya untuk penitipan mobil. Ckckck!
"Tunggu apa lagi. Sana beli makanan kucing."
"Nanti aku pulangnya gimana? Jalan kaki? Nggak ada uang mau pakai ojol."
"Makanan kucing harganya berapa sih?!" Dada Miguel kembang kempis. Antara emosi dan gemas pada gadis ini.
Winara tahu Miguel pasti merasa tidak nyaman padanya. Hanya saja mau gimana lagi? Selagi bisa dimintai tolong ya Winara mintai tolong saja.
"Anu... nanti kak Jeff—"
JEFF! JEFF! JEFF!
Mulut Winara beku kali ya kalau tidak bawa-bawa nama itu? Miguel kan jadi tidak bisa berbuat apa-apa. Mau tak mau dia harus menuruti Winara.
Sejak kapan nama JEFF menjadi raja untuknya? Miguel tidak tahu.
"Okey! Dimana tokonya!"
"Tuh seberang jalan," tunjuk Winara ke toko diseberang jalan. Klinik hewan tempat dia membawa Chibi pertama kali berobat ke sana.
"Kutunggu di sini. Pergi sana beli makanan kucingmu. Nanti aku antar pulang ke rumah."
Winara mengangguk dengan cepat. Dia bergegas menyebrang dan pergi ke seberang jalan. Miguel masuk ke dalam restoran. Sembari menunggu Winara dia hanya duduk-duduk dan membuka ponselnya.
Ada berapa panggilan masuk dari Jeffrian. Lalu pesan yang jumlahnya cukup lumayan. Lima pesan, jarang sekali Jeffrian mau mengetik panjang kali lebar. Ck pria itu lebih suka bicara empat mata.
Drrtt Drrtt!
"Hmmm, enak liburan bareng Jia berdua?"
Miguel mengangkat panggilan itu langsung membombardir Jeffrian dengan pertanyaan sarkas. Ugh! Kesal sekali dia, pujaan hatinya pergi berdua-duaan dengan Jeffrian.
Yah, walaupun Miguel tau wanita itu memang tergila-gila dengan Jeffrian. Tetep aja dia cemburu!
"Kau sinting ya?" langsung disengak dengan nada yang tak mengenakan dari seberang sana.
Miguel berdecih. "Kenapa menelpon. Merindukanku?"
"Dasar gila! Kirim salah satu anak buahmu ke Paradise Club. Titik kordinat ponsel Winara ada di sana. Cari tahu kenapa istriku pergi ke kelab."
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 3; Light and Shadow
Romance❝She fell first but he fell harder, harder, and harder❞ - by milkymiuw