Extra Chapter III

600 83 15
                                    

Pekerjaan Jeffrian yang baru adalah seorang koki. Bukan—itu bukan pekerjaan barunya.

Menjadi koki adalah pekerjaan pertamanya. Jeffrian senang memasak dan berkutat di dapur seperti ini.

Selain itu menjadi pemilik restoran ini, artinya Jeffrian bebas melakukan apa saja dengan dapur dan makanan. Dia menyukai berkreasi dengan pisau.

"Biar kami yang menyelesaikannya pak."

"Terimakasih banyak," Jeffrian tersenyum.

Dia segera keluar dari dapur untuk beristirahat. Resep baru yang dia buat minggu lalu sukses dan membuat banyak orang mengantre untuk mendapatkan steak special itu.

Jeffrian sendiri yang harus memantaunya. Tapi para kokinya dengan mudah terbiasa. Jeffrian senang. Dia akan beristirahat sebentar di ruangannya.

Sampai dirinya harus bertemu dengan seseorang yang sama sekali tak ingin dia temui.

Dia Jia.

Wanita itu, sudah beberapa kali Jeffrian melihatnya di sini. Sekarang dia sudah berani masuk ke dalam wilayah dapurnya.

"Jeff?"

"Apa kau tidak bisa melihat tulisannya? Selain yang berkepentingan dilarang masuk ke sini." Jeffrian berkata dengan dingin.

Tak menjawab, Jia justru megulurkan sebuah map kepada Jeffrian. "Aku ingin melamar kerja di sini. Aku melihat lowongan pekerjaan sebagai koki."

"Tidak ada lowongan di sini."

"Loh? Bukannya pak Jeffrian sendiri yang bilang kita masih kekurangan koki? Apa salahnya di tes dulu pak."

Sialan. Entah darimana datangnya manusia yang tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Jeffrian itu. Dia salah satu pegawainya.

Jia tersenyum. Kembali mengulurkan lamarannya. "Aku sudah punya banyak pengalaman sebelumnya."

Jeffrian menerimanya, tak ingin merebut dengan kasar karena menjaga imagenya di depan pekerjanya yang lain.

"Ikut aku," perintah Jeffrian.

Jia mengikuti pria itu masuk ke dalam ruangannya. Tempat ini lebih kecil dari restoran Jeffrian yang sebelumnya tapi Jia yakin Jeffrian pasti bisa menjadikan tempat ini sebagai restoran mewah suatu saat nanti.

"Sebenarnya apa yang kamu pikirkan dengan datang ke sini?" desis Jeffrian. Kembali dia kepada tatapan tajam dan nada tak sukanya.

"Aku ingin menjadi seseorang yang lebih baik, Jeff."

Sama seperti ucapan Miguel yang lalu. Jia harus mencobanya. Menjadi orang baik.

Meski lebih suka bermain dengan darah manusia dibanding darah ayam dan ikan di dapur. Jia tetap saja punya keahlian memasak yang hebat.

Singkat cerita, Jia akhirnya bekerja di sana setelah semua orang mengakui keahliannya.

Jeffrian hanya berpesan satu hal, tentang masa lalu dia tak ingin Jia kembali mengungkitnya. Dan Jia menyetujuinya.

"Katakan terimakasihku kepada istrimu, Jeff."

"Apa?!"

"Jangan marah. Aku tidak akan memanggil namanya karena kau sepertinya tak menyukainya. Katakan saja, aku berterimakasih karena malam itu."

Winara yang diberitahu oleh Jeffrian tentang Jia yang melamar menjadi koki di restoran dan ucapan Jia tentang berterimakasih itupun tak ambil pusing.

"Selagi dia pintar bekerja kenapa enggak Jeff? Kamu bilang sulit menemukan koki kompeten yang sesuai dengan seleramu?"

Obsession Series 3; Light and ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang