"Tidak masalah. Cinta atau benci... kau tetap milikku, Peaches."
Begitu dalam Jeffrian berucap di telinganya, tangan pria itu merambat membelai setiap inci kulit tubuhnya. Blousenya terbuka membuat bra hitamnya terekspos dengan jelas. Menyembunyikan gundukan indah yang sangat disukai Jeffrian.
Jeffrian menyentuh kulit lembut Winara. Tangan itu bermain-main, mengusap, dan membelai mengalirkan getaran panas di tubuh Winara.
"Aku pernah menyentuhmu seperti ini. Kamu ingat Peaches? Di dalam mimpimu."
Winara tidak ingin mengingatnya.
Tangan Jeffrian bergerak ke bawah. Mencari-cari celah untuk menyelinap ke dalam roknya. Terasa persis seperti mimpi-mimpi yang selalu Winara alami.
"Hentikan!" Winara memberontak sekali lagi. Berharap Jeffrian akan berhenti.
Jika tidak maka cara terakhir yang harus Winara lakukan mungkin dengan kekerasan.
"GUE BILANG BERHENTI BRENGSEK!"
Bugh!
Kepalan tangan Winara mendarat di wajah Jeffrian. Keras sekali hingga membuat wajah Jeffrian terhempas ke samping.
Tiga tahun tinggal sendirian di luar negeri, Winara tidak mungkin tidak mempelajari dasar-dasar untuk menyelamatkan diri. Pukulan dan tendangan, dia bisa melakukan keduanya.
Winara tidak percaya, Jeffrian menjadi orang pertama yang mendapatkan kepalan tinjunya.
Tapi kalian tau apa yang Jeffrian lakukan setelahnya?
Marah?
Tidak. Pria itu justru tertawa. Suara tawanya hingga menggema di kamar besar ini.
Winara memanfaatkan kesempatan itu untuk menjauh dari Jeffrian. Menutupi tubuhnya dengan pakaian yang sudah dirusak oleh Jeffrian.
"Bajingan gila!"
"HAHAHAHA!"
Umpatan dari bibir Winara tidak membuat Jeffrian marah. Dia justru semakin mengeraskan tawanya. Tatapanya tak lepas dari Winara yang meringkuk di dekat sofa.
Brengsek! Bajingan! Katakan sesuatu jangan hanya tertawa!
Begitulah kurang lebih arti dari tatapan Winara. Jeffrian berdiri, dia juga menghentikan tawanya. Sungguh Jeffrian merasa bangga dibandingkan dengan kecewa.
"Bagus! Peachesku memang bisa diharapkan."
Dia gila. Winara benar-benar menyadarinya sekarang.
"Lain kali kamu harus memukul lebih kuat kalau saja ada pria brengsek yang ingin melecehkanmu, mengerti Peaches?"
"Sepertinya tidak ada pria yang lebih brengsek dari anda, Mr. Jeffrian Damares!"
"Jangan marah, sayang."
SAYANG HUH?!
Winara menatap bengis Jeffrian, aura permusuhan di matanya terlihat sangat jelas. Terlebih saat Jeffrian melepas jubah mandinya.
Winara sudah bersiap memberikan pukulan sekali lagi di wajah pria itu. Namun apa yang dilakukan Jeffrian sungguh di luar dugaanya. Pria itu memberikan jubah mandi itu untuk membungkus tubuhnya.
Winara melotot lebar. Ada kelegaan di dalam hatinya saat melihat Jeffrian masih mengenakan celana pendek. Winara tidak terlalu memperhatikannya tadi, sekarang dia baru menyadari kalau tato di tubuh Jeffrian sudah banyak berkurang. Tubuh tegapnya nyaris bersih dari hiasan tinta hitam itu. Kecuali tato bunga mawar yang melintang di perutnya juga sedikit ornamen di bagian dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession Series 3; Light and Shadow
Romance❝She fell first but he fell harder, harder, and harder❞ - by milkymiuw