60

331 42 5
                                    

***

Di sebuah rumah sakit terkenal berletak di di negara amerika terdapat seorang gadis dengan surai merah berkilau dengan menggunakan jas putih kedokteran serta dilehernya terdapat stetoscop yang mengalung.
Ia berjalan dengan penuh wibawa, tak hanya itu ia terkenal dengan kesopanan dan kecantikan disana.
Jadi tak heran jika banyak orang yang menyukai dokter muda tersebut.

"Pagi, dokter Karin."

"Dokter, selamat pagi."

Yah, mereka semua memanggilnya dokter Karin. Ia bernama Uzumaki Karin. Dia seorang wanita jepang yang tinggal di amerika untuk karir dokternya dan ayahnya bernama Amado pemilik perusahaan makanan yang terkenal disana.

Karin terkenal dengan surai rambut merahnya yang mengkilap serta kecerdasan dalam bidang medis jangan diragukan lagi.
Sifatnya yang lemah lembut terhadap pasien lansia juga anak-anak membuat semua orang terpukau.

"Mabui, apa pasien yang ada dikamar 15 sudah diperiksa?" Tanya Karin kepada salab satu perawat.

"Um, aku baru saja menyuntikkan obat kedalam infusnya agar dia sedikit tenang. Karena diumurnya yang lanjut usia sering terjadi panick attack. Jadi aku sedikit membuatnya tenang dan tertidur." Jelasnya.

"Oh baiklah kalau begitu, terimakasih atas bantuanmu. Karena 2 jam lagi aku akan kembali memeriksanya."

"Sama-sama karin-san." Celetuk Mabui.

Karin kembali berjalan menyusuri lorong rumah Sakit sambil memeriksa di setiap pasien yang terdaftar di setiap kamar.

Lalu tak lama kemudian, ia masuk kedalam ruangan pribadinya dan ia terkejut ketika melihat ayahnya bersinggah dikursi miliknya.

"Ayah, sedang apa ayah kemari? Seharusnya ayah menghubungi aku dulu." Celetuk Karin pada ayahnya.

"Apa aku harus meminta izin terlebih dahulu untuk menemui putriku sendiri?" Sentak Amado.

Karin menghela nafasnya lalu menghampiri ayahnya dan duduk disamping ayahnya.

"Baiklah ayah, jadi kenapa ayah tiba-tiba kesini? Tidak seperti biasanya ayah seperti ini." Ucap karin terheran-heran.

Amado mulai serius menatap putrinya. Lalu Ia melipat tangan didadanya.

"Karin, besok ikutlah dengan ayah." Perintah ayahnya.

"Eh, kemana? Memangnya ada apa?" Tanya karin.

"Sudahlah ikut saja, ada yang ingin kupertemukan denganmu."

"Maaf ayah mungkin besok aku tidak bisa pergi karena besok ada jadwal operasi disini." Jelas Karin.

"Jangan bercanda! Mau tidak mau kau harus ikut dengan ayah!" Titah ayahnya.

"Ayah, memangnya pertemuan apa? Sepenting itukah pertemuannya? Lagipula aku tidak ingin pergi sebelum aku mendengar penjelasan yang jelas dari ayah!" Bantah Karin.

Amado berusaha sabar menyikapi karin yang kekeh menolak perintahnya.
Ia memijit jidatnya perlahan dan mendesah pelan.

"Karin putriku, pokoknya ikut saja besok, nanti juga kau akan mengetahuinya sendiri. Ini hanya pertemuan singkat dan tak lama jadi masih ada waktu untuk jadwal operasimu. Jadi jangan khawatir." Jelas Amado.

𝐈'𝐦 𝐧𝐨𝐭 𝐜𝐢𝐧𝐝𝐞𝐫𝐞𝐥𝐥𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang