70

289 26 2
                                    

***


"Ini minumlah dan teguk sampai habis!"

Karin terlihat bingung saat Shisui tiba-tiba membelikannya minuman air mineral.
Dan karin menyunggingkan senyumnya dan langsung mengambil air tersebut.

"Padahal aku sudah bilang tidak usah repot-repot kan." Ujar Karin seraya membuka tutup botol kemasan tersebut.

"Yah, anggap saja ini balas budiku karena mau berbaik hati dengan Sakura." Jawab Shisui.

"Apa maksudmu? Aku sama sekali tidak melakukan apapun. Dan seharusnya aku yang berkata demikian. Karena jika Sakura tidak datang menyelamatkanku pasti aku sudah mati ditikam."

Karin kembali meneguk lagi air hingga tetes terakhir.
Pria itu sangat yakin jika Karin mengalami serangan sesak nafas mendadak karena dilihat caranya wanita itu meminum dengan sangat buru-buru.

"Apa yang barusan kau lihat?" Tanya Shisui tiba-tiba.

Karin refleks terbatuk-batuk dan melebarkan matanya.

"A-apa maksudmu? Melihat apa?" Tanya Karin.

"Kau seorang dokter bukan, dan seharusnya kau tau penyebab orang yang tiba-tiba mendapati serangan sesak nafas."

"A-aku...aku tidak apa-apa sungguh tidak melihat apapun."

Shisui menghela nafasnya dan melirik Karin dengan serius.
Gadis itu mulai meneguk ludahnya saat dirinya merasa terintimidasi.

"Baiklah aku mengaku."

"Wah bagus sekali, sekarang jelaskan padaku sejelas jelasnya apa yang barusan kau lihat." Perintah Shisui.

"Sasuke, aku melihat sasuke-kun melamar Sakura di taman dekat lobi hotel dan mereka saling berciuman." Jelas Karin

"Lalu?" Tanya shisui lagi sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Lalu tiba-tiba aku merasa aneh, dadaku terasa sesak." Sambung karin.

"Wajar saja jika kau merasa begitu, karena kau adalah tunangan Sasuke."

Karin menghela nafas kasarnya dan kembali meneguk minumannya.
Ia menyandarkan tubuhnya lebih nyaman lagi dikursi taman.

"Meski begitu, kau tidak tau apa-apa tentang kami. Karena sebenarnya aku masih belum resmi menjadi tunangannya." Jelas Karin.

"Dan ketahuilah, aku dan sasuke-kun juga tidak menginginkan pertunangan ini." Sambungnya.

"Lantas kenapa kau mau menerimanya sekarang?" Tanya shisui.

"Karena ayahku akan mencabut impian yang sudah lama aku perjuangkan sendiri." Jawab karin.

Shisui mengangguk paham setelah gadis itu menjelaskan semua apa yang telah yang terjadi pada dirinya.
Jujur dari dalam lubuk hati shisui merasa simpati melihat keadaan karin yang berusaha menahan air matanya.

"Bodoh! Kenapa aku malah membicarakan hal ini dengan orang asing." Cecar Karin.

"Tidak ada salahnya kau mengungkapkan semuanya padaku. Karena berkatmu aku merasa kalau aku diberi kesempatan lagi untuk mengejar cintaku." Celetuk Shisui.

𝐈'𝐦 𝐧𝐨𝐭 𝐜𝐢𝐧𝐝𝐞𝐫𝐞𝐥𝐥𝐚 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang