perjodohan

1.9K 142 16
                                    








PERJODOHAN. Satu kata yang sangat di benci oleh semua kawula muda. Tanpa cinta , tanpa rasa sayang , kenal saja sepertinya tidak. Perjodohan menurut ku adalah sebuah paksaan bagaimana tidak , di saat kamu sedang memiliki kekasih atau memang punya alasan tersendiri untuk belum memiliki komitmen , tapi dengan gampang nya keluarga mu menjodohkan diri mu dengan seseorang yg bahkan belum pernah kamu temui.

Kecewa ? Pasti. Marah ? Jangan di tanya. Ingin menolak? Tentu saja. Tapi sayang nya itu mustahil , keputusan yg di ambil untuk menjodohkan mu dengan seseorang itu tidak bisa di ganggu gugat. Alias udah valid no debat.

Park jimin menghentakkan kaki nya kuat saat memijak lantai kamar nya itu , percakapan yg masih segar dalam ingatan nya. Sebuah perjodohan ?? Tolong ini sudah tahun 2023 mana masih ada jaman perjodohan , semua sudah canggih tapi Kenapa namanya perjodohan tidak pernah lekang oleh waktu ?

" Sial." Rutuk jimin dalam hati.

Ya park jimin si manja dari keluarga kaya raya akan di jodohkan dengan rekan kerja appa nya. Bisa jimin bayangkan jikan rekan kerja appa nya ini adalah pria tua , berkumis dan berjenggot memakai banyak cincin di jarinya dan berperut buncit.

Membayangkan saja sudah membuat jimin bergidik , bagaimana jika bertemu nanti. Oh tuhan semoga pria yg di jodohkan dengan jimin tidak seperti ekspetasi nya.

Tak lama ponselnya bergetar. Nomor yg tidak di kenal tiba tiba menelfonya.

" Ck siapa sih ?"

Jimin menggeser tombol hijau lalu menempelkan nya ke telinga.

" Halo ?"

" Park jimin , saya yg akan di jodohkan dengan kamu."

" Mau apa lo hubungin gue ?

" Saya hanya memastikan ini benar nomor kamu."

" Ck gak jelas banget lo. Denger ya gue gak mau di jodohin sama lo. Lo pasti jelek , tua , berkumis dan perutnya buncit."

" Haha gampang banget kamu menilai saya ?"

" Ya biasanya juga gitu. Om om."

" Sebelum menilai saya lebih baik kamu bertemu dengan saya dulu , baru nilailah saya."

" Gak penting banget, males."

" Besok saya tunggu di cafe aurora , katanya kampus kamu di sekitar situ."

" Sok tau banget lo."

" Tuan park yg memberi tau saya. Jadi besok saya tunggu jam 9 pagi."

" Males banget bangsat , gue gak mau di jodohin sama lo ,."

" Saya tetap tunggu kamu disana , kalau kamu tidak datang sayang yang akan datang ke kampus kamu."

" Brengsek Lo , Lo udah gak laku banget ya sampe mau di jodohin sama gue ? Denger ya gue gak mau di jodohin sama Lo titik."

" Saya tetap tunggu kamu disana , jam 9."

Panggilan di putus oleh sebelah pihak , Jimin kembali menggerutu , kesal pada seseorang yang baru saja menghubungi nya.

" Dasar om om gak tau diri. Awas aja besok."




🌼🌼




Keesokan paginya Jimin terasa malas untuk beraktivitas apalagi untuk pergi ke kampus dan menemui om om yang malam tadi menelpon nya. Ingin rasanya dia bersembunyi dan tak ingin menampakkan diri.

" Arghhhh sial. Gini banget hidup gue. Gue kan ganteng , manis masih aja mau di jodohin. Kaya gak laku aja , padahal yang ngantri jadi pacar gue banyak banget."

Selesai mandi dan bersiap Jimin segera berangkat ke cafe Aurora , Jimin sengaja datang terlambat itu adalah salah satu cara agar pria tua yang akan di jodohkan dengan nya merasa illfeel dan membatalkan perjodohan mereka , begitu pikir Jimin.

Jimin memarkirkan mobilnya di halaman cafe , terlihat disana cafe lumayan ramai. Saat akan masuk Jimin tidak sengaja bertubrukan dengan seseorang.

Brughhhhh ...

Badan Jimin terhuyung hampir jatuh , namun dengan sigapnya seseorang itu menangkap tubuh Jimin.

Jimin terpesona pada sosok di depannya dengan jarak wajah yang derdekatan membuat jantung Jimin berdetak tak karuan.

Pria dengan kulit putih pucat , mata sipit serta rambut panjang yang sebagian diikat membuat pria itu terlihat sangat tampan dan mempesona.

" Maaf." Suara khas nya membuat Jimin ingin meleleh rasanya.

" ... "

" Kamu gak papa ?" Tanya pria itu lagi.

Jimin menggeleng, jantung nya masih terus berdegup tak menentu.

" Maaf , hampir membuat mu terjatuh."

" T-tidak. Aku yang kurang berhati hati."

" Sebagai permintaan maaf ku bagaimana kalau kita sarapan bareng , tolong jangan menolak." Bujuk pria tadi.

" Dari pada bertemu om om itu , mending gue sarapan sama cowok keren ini. Udah keren , ganteng , manly." Batin Jimin. " Eum , okey."



,🌼

Setelah memesan menu sarapan mereka pun mengobrol santai sambil menunggu pesanan mereka datang.

" Kamu masih kuliah ?" Tanya pria tersebut.

" Masih , aku semester akhir. Kampus ku juga tidak jauh dari sini."

" Benarkah ?"

" Iya."

Jimin duduk tidak tenang , mata nya terus memperhatikan sekitar nya , mencari cari sosok yang mengajak nya bertemu.

" Ada apa ?"

Jimin menghela nafas. " Sebenar nya aku ada janji dengan seseorang."

" Terus dimana orang itu ?"

" Gak tau. Aku gak mau ketemu sama dia. Dia om om yang bakal di jodohin sama aku." Tutur Jimin.

" Om om ? Emang dia sudah setia itu ?"

" Aku juga belum tau pasti, aku sendiri belum pernah bertemu dengan orang itu , foto nya pun gak punya."

" Kenapa gak coba di hubungi ?"

" Ihh males."

" Gak boleh gitu anak manis , kalau kamu gak mau di jodohin sama dia kamu harus nya ngomong baik baik."

" Aish pasti dia udah tua , berkumis dan perut ya buncit. Coba kalau yang dijodohin itu kamu , aku gak nolak deh."

Pria itu tertawa , " kita juga baru kenal."

Jimin pun ikut tertawa , lalu mengambil ponselnya dan menghubungi pria bernama min yoongi itu.


Drttt .. drtttt

Ponsel pria itu bergetar menampilkan sebuah nama dan foto kontak yang tidak asing bagi Jimin.

Jimin terdiam , malu dan gugup bercampur jadi satu.









.. nungguin yaaa 🤭
Next yaa 😘😘😘

Yoonmin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang