love story

1.2K 121 10
                                    



Pagi ini terlihat lebih cerah , matahari sudah menghangatkan rerumputan serta pohon pohon yang salam di guyur hujan. Jimin menyibakkan selimut kuning kesayangan, sedikit menggerakkan tubuh nya dan bergegas mandi.

Ini hari libur sebenarnya tapi dia sudah ada janji someone special katanya. Selesai mandi Jimin menyiapkan sarapan , sederhana saja nasi goreng kimchi dua gelas susu serta telur mata sapi.

Saat Jimin sedang sibuk mencuci peralatan memasaknya , tiba tiba sebuah tangan melingkari pinggang ramping nya. Sedikit terkejut namun dia tau siapa pemilik tangan kokoh itu.

" Good morning."

Si pemilik tangan tak membalas , dia menyandarkan kepalanya di bahu sang kekasih.

" Semua baik baik saja ?" Tanya Jimin kembali.

" Iya. Hanya sedikit berkurang kunang."

Jimin menghentikan aktivitas nya lalu menoleh pada sang kekasih.

" Astaga , yoongi kamu terlihat sangat pucat." Jimin panik.

" Gwenchana sayang , aku hanya sangat lapar karena itu aku terlihat pucat." Yoongi menenangkan kekasih nya itu. Tapi dalam hati Jimin yoongi tidak seperti biasanya.

" Kamu duduk ya , pagi ini kamu gak boleh minum kopi dulu. Kamu harus minum susu. Oke ?"

" Iya , iya. Aku nurut aja." Yoongi pasrah.

Selesai dengan aktivitas mencuci peralatan dapur , Jimin segera menyusul yoongi.

" Selamat makan." Ucap Jimin.

Yoongi terkekeh , setiap hari dia ingin melihat senyum Jimin , wajah Jimin yang manis dan semua tentang Jimin. Namun apakah bisa ? Yoongi menyuap satu sendok nasi nya , lalu beralih menyuapi Jimin , Jimin sendiri tidak menolak. Dan begitulah mereka berdua bergantian saling suap.



🥀

Keduanya tengah duduk di sofa panjang milik Jimin , dengan yoongi yang tiduran di paha Jimin. Terlihat menyenangkan jika mereka berdua bisa melewati itu setiap hari.

" Jimin ?" Panggil yoongi.

" Hmm , kamu butuh sesuatu ?" Tanya Jimin sambil mengelus elus rambut lembut milik kekasihnya itu.

" Aniy -" jawaban yoongi sedikit menggantung, membuat Jimin sedikit curiga.

" Bilang pada ku jika ada sesuatu yang mengganggu pikiran mu."

" .... "

" Sayang , kamu gak boleh banyak pikiran." Ucap Jimin sambil menahan air mata nya.

" Vonis dokter waktu itu."

" Hei , jangan dengarkan dokter sialan itu. Itu gak mungkin."

" Jimin , jika itu benar apa kamu ikhlas?"

" Gak. Aku gak bakal ikhlas." Jimin menahan air mata nya agar tidak jatuh.

" Kamu harus ikhlas. Biar aku bisa pergi dengan tenang."

" Gak ada yoongi. Kamu gak akan pergi kemana mana , kamu bakal tetap disini. Sama aku selamanya." Kali ini upaya pertahanan Jimin gagal , air matanya jatuh membasahi bagian samping wajah yoongi.

Yoongi yang menyadari jika Jimin menangis pun akhir nya bangun lalu memeluk Jimin.

" Kamu gak bakal pergi yoongi , gak akan." Ucap Jimin dengan air mata yang bercucuran.

" Uljima. Aku gak akan pergi."




🥀





Biasanya saat hari sudah sore yoongi akan kembali ke kamar nya. Walaupun flat mereka berdekatan tapi yoongi jarang sekali menginap di flat milik Jimin. Yoongi hanya akan menginap saat Jimin tidak enak badan.
Tapi sore ini tumben sekali yoongi enggan meninggalkan Jimin sendiri padahal Jimin tidak sedang sakit.

" Sayang kamu gak mandi dulu ?" Tanya Jimin sambil mengeringkan rambut nya.

" Mandi dong. Aku pakai baju kamu ya. Baju favorit kamu."

" Oke , kamu mandi dulu aja nanti aku siapkan baju nya."

Yoongi hanya mengangguk, lalu masuk kedalam kamar mandi. Jimin kemudian menyiapkan baju yang di minta yoongi  , dia juga menyiapkan susu hangat untuk yoongi.






Selesai mandi yoongi dengan manja nya meminta Jimin untuk mengeringkan rambut nya.

" Tumben sih manja banget." Celetuk Jimin.

" Gak papa dong, kan manja sama pacar sendiri." Yoongi memeluk Jimin yang berada di depannya. Memejamkan mata nya menikmati usapan lembut di kepalanya sesekali Jimin juga memijit pelan kepala yoongi.

" Setelah ini jangan kemana mana , kita tiduran dulu. Nanti kita pesan makanan aja."

" Siap tuan."

Seperti permintaan yoongi , selesai mengeringkan rambut kekasihnya Jimin menemani yoongi tiduran di kasur. Dalam hati Jimin sudah tidak menentu  , dia senang berduaan seperti ini tapi di sisi lain ada hal yang mengganggu ketenangan hati nya.

" Jimin , aku mencintai mu." Ucap yoongi.

" Aish , aku tau."

" Jangan khawatir semua bakal baik baik aja." Ucap yoongi sambil menggenggam tangan Jimin.

" Yoongi , aku akan mencintai mu sampai kapan pun. Sampai salah satu dari kita udah gak bernafas lagi."

" Aku percaya itu. Tapi jika aku atau kamu lebih dulu gak bernafas kita harus sama sama berjanji , kita akan tetap melanjutkan hidup dan bahagia , gak boleh nangis atau bersedih setiap hari."

Lagi , Jimin menangis dan memeluk yoongi. Tidak mereka harus sama sama bahagia , mereka harus tetap bersama selamanya.

Pelukan yoongi sedikit melonggar namun Jimin justru mempererat pelukannya sambil  terus menangis. Terus memanggil nama yoongi namun tidak ada jawaban.








🥀







Jimin masih ingat vonis dokter beberapa bulan yang lalu , tumor otak stadium akhir yang kemungkinan membuat yoongi tidak bisa berumur panjang. Jimin mengabaikan ucapan dokter waktu itu. Memilih tidak mempercayai ucapan sang dokter , Jimin yakin yoongi bisa sembuh. Tapi pada kenyataan yang dia hadapi dia tidak bisa lagi merasakan kehadiran yoongi.

Gundukan tanah itu kembali basah , bunga yang mulai kering kini juga telah berganti dengan bunga yang lebih segar. Tak terasa sudah dua bulan lama nya , namun Jimin belum juga terbiasa. Apalagi untuk ikhlas.

Gampang saja jika hanya ucapan tapi pada kita yang menjalani sangat sulit dan membutuhkan waktu yang sangat lama.

" Apa kamu bahagia disana ?"

" Apa kamu udah ketemu papa ku ?"

" Apa kamu gak rindu pada ku ?"

Pertanyaan itu yang setiap hari Jimin tanyakan  , namun sia sia Jimin tidak pernah mendapatkan jawaban apapun.

" Kamu tau setiap hari aku merindukan mu , setiap hari aku selalu menunggu mu , setiap hari selalu mencintai mu. Kata orang aku harus ikhlas tapi nyatanya itu susah. Mereka gak tau gimana rasanya jadi aku. Menahan rindu setiap hari dan itu menyakitkan."

" Mereka juga bilang aku harus bahagia tanpa kamu , mereka gak tau kalo cuma kamu yang bisa buat aku bahagia. Yoongi , jika aku boleh minta pada tuhan , aku ingin kamu kembali pulang. Terus sama sama dengan ku. Tapi sepertinya aku egois, meminta sesuatu yang gak mungkin."

" Yoongi , kamu harus tau betapa susahnya aku hidup tiap hari tanpa kamu , menjalani semua sendiri tanpa ada support dari kamu. Nyatanya kamu segalanya buat aku. Tak akan terganti sampai kapan pun."

Jimin memeluk batu nisan bertuliskan nama kekasihnya itu , mencium nya seolah dia tengah mencium yoongi.










" Ikhlas itu bohong ,yang benar itu terpaksa dan lama lama terbiasa."

Maaf ya , nglantur nulisnya banyak typo nya juga mungkin🙈

Yoonmin Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang