" Gue emang gak berarti apa apa buat Lo."
Kata kata itu masih terus terngiang-ngiang di kepala yoongi , sudah hampir tiga tahun pacaran dan baru kali ini yoongi bertengkar hebat dengan sang kekasih.
Sepele awal nya , yoongi yang lupa harus menjemput Jimin di kampus karena ada mata kuliah tambahan sedangkan yoongi hari ini hanya ada satu mata kuliah memilih untuk pulang lebih dulu. Namun sialnya dia lupa , dia bahkan mengiyakan ajakan teman teman baru nya untuk nongkrong dan minum minum.
Sudah satu jam lebih Jimin menunggu yoongi di halte , entah kemana pria pucat. Jimin juga berkali kali menelepon yoongi namun tidak ada jawaban.
" Huhhh .." kesal ? Tentu saja , yoongi tadi sudah janji akan menjemput nya.
" Halo .. Hyung ...."
Suara deru motor membelah keramaian malam kota ini , Jimin berpegang erat pada pinggang pria yang sedang membonceng nya itu.
" Kemana dia ?"
" Gak tau , gue telponin gak di jawab."
" Tidur kali dia."
" Bodo amat lah."
" Jangan dikit dikit ngambek."
" Haaa gak denger hyungg.."
🏠🏠
Jimin turun dari motor , melepas helm dan memberikannya pada Hyung nya itu.
" Jangan dikit dikit ngambek."
" Jin Hyung gak tau gimana rasanya jadi Jimin nunggu di halte satu jam lebih mana udah malem."
" Mungkin dia lupa atau ketiduran atau bisa jadi ada tugas."
" Gak mungkin , tadi dia udah janji mau jemput. Hyung kalo dia kesini bilang aja Jimin udah tidur."
" Iya , yaudah sana mandi abis itu makan."
" Siap Hyung."
Seokjin hanya geleng geleng kepala , suka aneh dengan kelakuan adiknya.
...
Seokjin dan Jimin makan malam bersama , semenjak orang tua mereka meninggal , seokjin lah yang jadi tulang punggung bukan berarti mereka miskin tapi ya hidup sederhana lah berbeda dengan yoongi yang serba kecukupan. Kadang Jimin merasa tidak pantas bersanding dengan yoongi.
" Masih marahan ?"
" Sampe jam segini dia gak ada bales chat aku hyung heran , kemana sih dia."
" Positif thinking aja Jimin. Di abisin makannya Hyung mau selesain tugas kantor."
Jimin hanya mengangguk sambil terus memperhatikan ponselnya.
Tidak ada tanda tanda chat akan di balas , sebenarnya ini bukan kali pertama namun Jimin mencoba untuk memahami.
Terkadang Jimin juga berfikir yang tidak tidak , memikirkan gimana masa depannya dengan yoongi , bisa kah keluarga yoongi menerima nya suatu saat nanti atau justru semua cerita indah itu akan terkubur sia sia.
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Jimin , siapa yang bertamu ? Jangan jangan itu yoongi tapi bisa saja bukan.
Suara ketukan pintu semakin keras.
// Jimin buka pintu nya// suara teriakan seokjin dari kamar.
" Iya Hyung " mau tidak mau Jimin pun membuka pintunya.
Dan dugaan dia tidak pernah salah , yoongi berdiri di depannya.
" Maaf , maaf banget sayang. Aku bener bener lupa. Maaf."
" Dari mana aja emang ?"
" Hp ku ketinggalan di rumah , siang tadi anak anak geng sebelah pada ngajak minum."
" Sejak kapan. ?"
" Maksud nya ?" Yoongi balik bertanya.
" Sejak kapan kamu akrab sama geng sebelah , apa karena di sana Taemin ?"
" Hah ?" Yoongi seperti orang bodoh yang berusaha memahami perkataan Jimin.
" Semenjak aku kenal sama kamu , kamu selalu nolak ajakan siapa pun bahkan geng sebelah kamu juga bukan tipe orang yang friendly terus tiba tiba terima ajakan anak anak itu. Gak mungkin kalo gak ada sesuatu nya."
" Sayang aku bener bener gak ngerti maksud kamu."
" Ada Taemin tadi ?"
" Ada."
" Oh , okey."
Jimin hendak berbalik masuk kedalam rumah namun di tahan oleh yoongi.
" Mau kemana ?"
" Tidur."
" Aku jauh jauh kesini buat minta maaf sama kamu , masa mau di tinggal tidur."
" Yoongi , temen temen kamu yang sekarang lebih asik kan dari pada aku. Bahkan kamu lupa sama janji kamu , ini udah yang berapa kali aku tanya ? Dan alesannya selalu sama. Seasik apa sih mereka ? Gue udah gak ada artinya lagi."
" Sayang jangan ngomong kaya gitu."
" Yoongi Lo harus tau , gue selalu mikirin gimana berakhir nya hubungan kita nanti. Bisa kah kita happy ending atau justru berhenti di tengah jalan , gue selalu mikir tanggapan kedua orang tua Lo terhadap gue , gue yang gak setara sama Lo apa bisa di terima dengan baik. Gue selalu mikirin itu."
" Jimin kamu mikirnya kejauhan , kamu selalu mikirin hal hal yang belum pasti. Dengerin aku kita jalani ini sama sama masa depan kita masih panjang sayang , jangan Bebani pikiran kamu dengan hal hal kaya gini. Percaya sama aku." Yoongi pun memeluk Jimin dengan erat dan di balas pelukan hangat oleh Jimin.
Baru beberapa menit Jimin buru buru melepaskan pelukannya.
" Kenapa ?" Tanya yoongi bingung.
" Aku masih marah , kenapa kamu peluk peluk aku." Ingin sekali yoongi menggigit pipi kekasihnya itu.
" Kan aku kangen , masa gak boleh peluk."
" Gak boleh , sana peluk Taemin."
" Kalo peluk Taemin boleh ? Seriusan ?" Yoongi sengaja menggoda Jimin.
" Ihh yoongi ,, aku marah beneran."
Yoongi tertawa terbahak bahak.
" Tadi kata nya suruh peluk Taemin."
" Kan aku bercanda kenapa kamu anggap nya serius."
" Haha enggak kok , aku juga cuma bercanda. Jangan ngambek ngambek lagi dong kan aku jadi sedih."
" Ihh apaan sih."
Yoongi hampir saja kehilangan sesuatu yang berharga di hidupnya. Menghadapi Jimin memang harus extra sabar kadang dia akan bersikap dewasa kadang dia juga akan bersikap seperti anak kecil tapi walaupun begitu yoongi tetap mencintai nya.