Karena banyak yg minta lanjut , oke ini aku lanjutin. Tapi bantu vote dan komen ya temen temen jgn lupa follow juga 🥰 thanks.
🍀
Jika Jimin menganggap dia bisa selesaikan kontrak nya dengan yoongi itu salah , yoongi membuat kontrak pernikahan selama satu tahun lamanya , sedangkan mereka baru menikah untuk beberapa bulan lagi pula Jimin juga harus membayar denda yang lumayan banyak dan Jimin sadar dia bukan dari golongan orang kaya yang punya banyak uang.
Dalam hati Jimin mengumpat , kenapa harus berakhir seperti ini ? Gimana kedepannya ? Gimana nasib nya dan masih banyak lagi.
" Hey ..." Sapa yoongi yang duduk di sebelah Jimin.
" Mau sampe kapan Lo kaya gini ? Udah hampir seminggu Lo diemin gue karena kejadian waktu itu. Lo marah sama gue ?"
Jimin tidak menjawab , memang benar sudah hampir seminggu ini dia tidak ada interaksi dengan yoongi.
" Jimin , jawab gue. Jangan diem aja. Apa yang Lo pikirin ?"
" Lo gak bakal tau."
" Gue gak tau kalo Lo gak cerita , cerita sama gue apa yg bikin Lo cemas kaya gini."
" Gue takut gii , gue takut hamil. Lo gak tau kan kalo gue istimewa, gue juga punya rahim dan Lo pasti tau kan arti nya apa ? Gimana masa depan gue kalo sampe gue hamil , Lo gak bakal tau gimana rasanya jadi gue." Jimin kemudian meninggalkan yoongi begitu saja.
Satu bulan kemudian...
Akhir akhir ini Jimin sering merasa kelelahan , padahal dia tidak melakukan aktivitas apapun , setelah kejadian saat ini dia juga tidak mau lagi ikut yoongi ke kantor , dia memilih di rumah.
Saat Jimin hendak pergi ke dapur untuk mengambil minum badanya sempat oleng dan hampir terjatuh , beruntung ada pembantunya yang sigap menangkap Jimin.
" Tuan , anda tidak apa apa ?"
" Gak papa bi , cuma sedikit pusing aja."
" Saya bantu duduk di kursi tuan." Sang pembantu membantu Jimin duduk di kursi. Dan mengambilkan teh hangat untuk Jimin.
" Silahkan di minum tuan."
" Makasih bi."
" Tuan , anda terlihat pucat. Apa perlu saya hubungi tuan yoongi untuk pulang."
" Gak perlu bi , aku gak papa cuma sedikit capek aja. Aku naik dulu ya."
Baru dua langkah berjalan Jimin kembali terjatuh dan pingsan , si pembantu panik dan memanggil semua orang di rumah itu.
..
Yoongi berlari dengan terburu terburu , setelah mendapat telepon dari sopir di rumahnya dia segera menuju rumah sakit.
Pikirannya tak karuan , apa yang terjadi pada Jimin. Harusnya yoongi tidak perlu sepanik itu , mereka menikah tanpa dasar cinta hanya desakan dari orang tua yoongi yang memaksa untuk segera menikah dan mau tidak mau yoongi harus mencari seseorang yang bisa di ajak berpura pura." Dimana Jimin ?"
" Di dalam tuan , dokter masih memeriksa tuan Jimin."
" Gimana Jimin bisa sampai pingsan ? Apa yg dia lakukan ?"
Sang pembantu pun menceritakan kejadian nya dengan runtun. Yoongi semakin khawatir dengan keadaan Jimin.
Cklekkk ...
" Dokter ?"
" Anda suaminya ?" Tanya sang dokter.
" Betul , gimana suami saya ?"
" Tidak ada penyakit serius tuan. Itu hal yang lumprah terjadi pada kehamilan usia muda."
" Apa dok ?"
" Suami anda hamil , usia kandungan memasuki usia tiga Minggu. Suami anda istimewa tuan , harus di jaga baik baik yaa , ini resep vitamin yang harus di konsumsi. saya permisi."
Badan yoongi lemas , ketakutan yang Jimin khawatir kan itu benar benar terjadi. Bagaiman dengan Jimin ?
Yoongi kemudian masuk kedalam kamar rawat Jimin , tatapan Jimin kosong , mata cantik itu menatap jauh keluar jendela , bekas air mata pun terlihat di pipi putihnya.
Perasaan yoongi campur aduk , terharu, sedih , bersalah. Yoongi kemudian memeluk erat tubuh Jimin , mencium kening Jimin.
" Maaf."
" Gue benci sama Lo gii , pergi dari sini " ucap Jimin sambil mendorong tubuh yoongi.
" Gue gak akan pergi , gue bakal disini temenin Lo."
" Gak perlu."
" Lo lagi hamil jii."
" Gue bakal gugurin bayi ini."
" Lo jangan bodoh ya."
" Kenapa ? Dari pada ini anak hidup tanpa ayah lebih baik dia gak pernah di dunia."
" Gue ayahnya , dan gue gak izinin Lo gugurin anak gue." Nada suara yoongi meninggi , dia geram , dia tidak suka dengan ucapan Jimin.
" Kita nikah cuma pura pura gii , dan sebelum anak ini lahir kontrak kita udah abis. Udah lah Lo gak usah pusing ngurusin ini anak , mending di gugurin aja ."
" Lo gila ya jii ? Lo gila mau gugurin anak Lo sendiri ?"
" Iya , gue gila. Kehadiran anak ini cuma buat hancurin masa depan gue , gimana nasib adek adek gue kalo keadaan gue kaya gini gimana nanti nya gue kerja kalo gue juga jagain anak ini. Gue benci anak ini gue benci Lo gii." Jimin histeris , sambil terus memukul perut nya.
" STOP JII !!!" Yoongi memeluk Jimin erat.
" Stop kaya gini , gue bakal tanggung jawab jii. Gue bakal biayain adek adek Lo , gue bakal jamin mereka hidup layak asal Lo berhenti mau gugurin anak kita. Dia gak salah dia gak tau apa apa. Gue yang salah jii , pliss jangan kaya gini."
" T-tapi kontrak kita sebentar lagi habis gii. Dan gue harus balik ke hidup gue."
" Kita udahin kontrak nya , kita jalani hidup yang baru sebagai suami sungguhan , kita rawat dan besarin anak kita."
" T-tapi kita gak saling cinta kan gii ?"
" Cinta bisa datang kapan aja jii. Kita sama sama belajar mencintai. Seiring berjalannya waktu dan kehadiran anak kita rasa cinta itu pasti tumbuh."
Beberapa bulan kemudian ...
" Sayang , kamu mau di buatin sarapan apa ?" Tanya yoongi pada suami nya yang tengah duduk di pinggiran kolam renang.
" Aku mau bibimbap , tapi kamu sendiri yang masak. Boleh ?" Tanya Jimin setengah memohon.
" Tentu saja boleh. Kamu tunggu disini yaa.."
" Yoongi ... " Panggil Jimin.
" Ada tambahan lagi ?''
" Makasih yoongi. Makasih untuk semua nya."
" Kembali kasih. I love you min Jimin."
" I love you too min yoongi."
Yoongi segera masuk ke dapur dan masak sesuai permintaan sang suami.
" Lihat sayang , ayah mu sekarang jadi bucin sama papa." Jimin terkekeh sambil mengusap perut buncitnya.
👋🏻👋🏻👋🏻👋🏻