BAB 15

35.6K 2.5K 156
                                    

"Lo apa-apaan sih anj" tidak terima arka pada sagara

"Bawa adek lo sana, kalau bukan karena tu anak Dajjal gevano ngk akan kek gini." Sarkas sagara melihat pada cakra.

"Gw...gw ngk sengaja." Ucap arka dengan rasa bersalah sambil melihat pada rayanza yg saat ini juga menatapnya.

"Lo bilang ngk sengaja. jelas-jelas Lo sendiri yg ngambil tu mangkok trus lo banting." Ketus sagara membuat arka menundukkan kepalanya

"Dia bilang dia ngk sengaja. Lo ngk usah sudutin dia kayak gitu ya anj." Kali ini fariz yg marah melihat arka yg disudutkan oleh sagara.

"Truss lo mau apa? itu kenyataannya, kalau bukan karena dia gevano ngk akan kayak sekarang sialan." Balas sagara tak mau kalah.

"Hikss...hikss...bang.."hening sebentar. Semua orang melihat pada arka yg mulai menangis lagi.

"Ughh ....akhirnya lo manggil gw abang juga. Tenang, bang fariz akan membela adek arka selamanya sampai titik darah penghabisan." Dramatis fariz yg terharu dipanggil abang oleh arka.

Cakra yg mendengar itu terkejut dan menatap tidak suka pada fariz. Dia ada disini jadi kenapa dia memanggil fariz?, apa dia tidak bisa diandalkan?. ( emang ngk asu ) (⁠┛⁠◉⁠Д⁠◉⁠)⁠┛⁠彡⁠┻⁠━⁠┻

" hikss.....gw..hiks... ngk ngomong sama lo anj." Sekarang fariz yg terdiam menatap tak percaya pada arka.

"Pufft" cakra menahan tawanya melihat ekspresi teman goblk nya itu. Tentu mereka semua juga menahan tawa mendengar tuturan arka yg masih sempat mengumpat saat sedih.

Arka melihat pada rayanza.

"Bang vano, gw minta maaf, gw ngk sengaja, gw cuma emosi gara-gara lo ngk pamit pergi sama gw." Arka menatap rayanza dengan mata anak monyetnya (ngk canda ) dengan mata berlinang air mata itu.

Sekarang mereka semua langsung terdiam.
Tunggu, 'abang' apa hubungan rayanza dan arka? Mengapa dia memanggil rayanza dengan sebutan 'abang' Bingung semua orang

Disisi shaka dan sikembar mereka memiliki berbagai macam emosi yg mereka rasakan saat ini tapi satu emosi yg jelas mereka rasakan yaitu tidak suka, cemas, dan sedih. Mereka tidak tau kenapa perasaan seperti itu ada pada mereka saat arka memanggil rayanza.

Shaka dan si kembar menatap rayanza dengan perasaan canggung dan aneh. Sejak kejadian rayanza yg mengamuk, mereka tidak berani menatap rayanza bahkan mereka berpikir dengan keras apa yg akan mereka bicarakan saat bertemu dengan rayanza.

Tapi mereka juga canggung dan tegang saat menatap rayanza. Dia sudah menegaskan bahwa dia tidak akan melakukan interaksi apapun dengan keluarga mahendra.

"Renan" panggil rayanza.

"Ya?"

Rayanza tidak mengatakan apapun tapi matanya tertuju pada celana baru di tangan renan.

"Eh? Oh celana...oke" ucap renan yg mengerti maksud dari tatapannya dan berjalan menuju rayanza.

Mengambil celana itu, rayanza berjalan dengan tertatih-tatih menuju kamar mandi dengan selimut yg masih melingkar ditubuh bagian bawahnya.

"Ar, lo pilih kasih, padahal dia lebih kecil dari gw tapi lo malah panggil dia abang sedangkan gw lo ngk mau." Keluh kesah fariz pada arka yg menatap tidak peduli pada fariz.

"Uggh.... sakit hati gw."(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

"Shak lo kenapa?" Erlangga menepuk bahu shaka yg linglung.

"Mm? gak" shaka.

"Hikss...kak..hikss..hikkss...darah...cia takut.." tangis gracia dalam pelukan lingga.

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang