BAB 30

27.8K 2K 131
                                    

wanita itu menyodorkan tangannya pada Rayanza dan-

"Kenalin, nama gw Bella Sovia Anggraeni."

Yap Wanita itu adalah bella, salah satu Antagonist novel ini. 

Rayanza sedikit mengernyitkan alisnya, Kenapa dia bisa ada disini. Apakah ada yang seperti ini di novel. uuggh...tidak, Dia sedang dalam mood yang buruk, dia akan memikirkannya nanti.

Rayanza tak menangapi perkataan dan uluran tangan Bella, dia hanya menatap kedepan dengan tidak peduli, atau sesekali akan melihat pada para preman itu dari sudut matanya.

Bella menatap kesal pada Rayanza yang mengacuhkannya. Dia juga tak mengaharapkan lebih pada reaksi Rayanza. bukan seperti dia belum mengenalnya sebelumnya. 

Dia itu terkenal nakal, meskipun tidak didalam sekolah, tapi kenakalannya sangat terkenal di luar sana. 

"Lo juga nunggu bis?." Bukan tanpa alasan Bella menanyakan ini, karena seingatnya, mansion mahendra itu bukan kearah sini.

Rayanza melihat pada Bella dan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, masih dengan wajah datar dan dinginnya. Akhirnya dia menunjukan sedikit respon untuk Bella. Walau hanya gelengan saja.

"Ngk? Trus kenapa lo disini."

Rayanza tak menjawab pertanyaan Bella, dia kembali melihat kedepan atau pada preman itu.

"Lo-...uughhh..." Bella menggigil kedinginan saat angin dingin itu menerpanya. Dia melihat keatas, sudah sangat berangin dan dingin, sepertinya hujan akan turun, Dia tidak ingin terjabak disini.

Dia seharusnya membawa jaketnya atau mengisi daya Hpnya. 

'gw mau pulang, gw ngk mau disini, gw ngk mau disini sama ni adik si shaka yang pembuat onar itu.' Batin sedih Balla.

Jika tau seperti ini, lebih baik dia menerima ajakan temannya untuk pulang bersama.

Atau, apa dia berjalan saja, tapi para preman itu masih disana.

"Ughhh...dingin.." ucap Bella dengan suara kecilnya.

Puuk

"Eh?" Bella kaget sekaligus bingung saat sebuah jaket tiba-tiba saja terlempar kearahnya. 

Dia melihat pada Rayanza, yang baru saja melemparkan jaketnya itu padanya.

"Kenapa lo-"

"Apa yang lo tunggu di sini?, jam segini, bis ngk ada yang lewat." Rayanza menyela perkataan Bella. Dia menatap Bella dengan datar dan cuek.

Bella tertegun sebentar dan menatap Rayanza lalu pada jaket di tangannya.

"Gw ada janji sama temen gw pulang sekolah, tapi ngk jadi karena dia ada urusan mendadak, dan gw udah terlanjur buat nelpon supir gw buat ngk jemput gw. Dan Hp gw loubet, jadi gw ngk bisa nelpon orang rumah." 

Dia tiba-tiba merasah sedih dn kasihan pada nasibnya sendiri.

Dan lebih kasihan lagi saat dia menceritakan semuanya panjang lebar pada Rayanza, tapi dia hanya melihatnya dengan acuh dan tak peduli.

Uggghhh..tidak mempedulikannya lagi, Bella dengan cepat memakai jaket yang diberikan oleh Rayanza. Dia juga tau, pakaiannya sesikit terbuka dan akan mengundang hal yang tak di inginkan. 

Mungkin karena selalu dipake oleh Rayanza, jaket itu benar-benar hangat dan wangi. 

Untuk sesaat, Bella melupakan bahwa saat ini dia sedang dalam bahaya karena diintai oleh para premai itu. 

Dia melihat Rayanza yang duduk di sampingnya. Dia mengernyitkan alisnya saat melihat Rayanza yang terus melihat kearah depan kirinya itu. 

Dan baru saat itulah dia ingat bahwa preman itu masih ada disana.

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang