BAB 87

16.3K 2K 606
                                    

"Jangan membantah dan cepat lakukan. Jangan membuang-buang waktu disini. Lakukan seperti yang di rencanakan, lakukan sebaik mungkin. Lo pegang nyawa kita bertiga hari ini. Lalukan atau kita mati bersama." Ucap tegas Rayanza pada Ivan.

Ivan menghela nafas sedih dengan kepala yang mengangguk lemah.

Tanpa Ragu, Rayanza berdiri dan membuka pintu itu dengan cepat. Dan detik itu juga, suara masin dan benda yang lepas dari pegalnya memasuki pendengaran mereka.

Seperti yang dikatakan oleh Juan, itu benar-benar panah mesin yang dapat menembakkan puluhan anak panah lebih dengan ini.dan tepat saat pintu itu akan terbuka, semua anak panah itu melayang menuju Rayanza.

"TUAN!!"

Melihat semua anak panah yang mengarah pada tuannya, Ivan dengan cepat berdiri di depan menghadang semua anak panah itu.

"Ughhh..."

Ivan meringis kesakitan saat empat anak panah berhasil mengenainya.

Semuanya Mengenai punggungnya. Beberapa anak panah hanya memberikan luka gores yang disebabkan oleh anak panah yang tidak berhasil menancap ditubuhnya .

Rayanza yang melihat itu dengan cepat menariknya dan melemparnya hingga terbentur ke dinding dengan posisi anak panah yang menghantam dinding.

Ivan yang merasakan pukulan keras tiba-tiba merasa sakit di sekujur tubuhnya.

Panah pada punggung tertekan hingga masuk lebih dalam, membuat dia merasakan sakit yang tak tertahankan hingga tak sadarkan diri.

Dia pingsan dan meninggalkan Rayanza yang seorang diri masih berdiri kokoh menatap ke depan.

Dia tidak mempedulikan lima orang yang mengarahkan senjata kearahnya, dia hanya menatap lurus pada pria berjas putih dengan wajah yang tertutup topeng.

Pria itu juga menatap Rayanza dengan remeh.

Senyum marah dan tatapan penghinaan jelas terlukis diwajahnya.

"Lalat kecil ini, seharusnya memang sudah dilenyapkan sejak dulu." Pria itu menyilangkan kakinya dan menatap Rayanza dengan penuh penghinaan.

"Benar-benar bakat terpendam yang tersembunyi. Setelah semua yang terjadi, kamu masih bisa berdiri...ck..ck..ck benar-benar hal yang menarik." Dia mengambil pistolnya dan mengarahkannya pada Ivan yang tergeletak tak sadarkan diri.

"Biarkan bocah peretas itu melihat bagaimana situasi saudaranya."

Salah satu dari lima orang itu mengerti dan menekan sesuatu hingga kamera pengintai ruangan ini bisa di retas oleh Juan.

["Tuan, saya sudah bisa-"] perkataan Juan terhenti saat melihat situasi mereka saat ini.

Terutama pada saudaranya yang tergeletak tak sadarkan diri dengan anak panah yang tertancap pada punggungnya.

Matanya memerah dan kembali menjadi sedih.

["T-tidak...b-bang Ivan.."]

"HAHAHAHA...Berjuang begitu keras pada akhir yang sudah jelas. Sungguh hal yang menyenangkan melihat wajah putus asa kalian." Tawa pria itu menggelegar penuh kesombongan.

"Jangan harap bisa keluar dari sini setelah semua yang kalian lakukan! Dasar semut-semut tak tau diri." Dia kembali mengarahkan pistolnya pada Ivan dan-

Dor

[JANGAN!!!"] suara teriakan Juan hampir membuat telinga Rayanza tuli.

["Jangan..hiks..hiks..jangan..jangan
bang Ivan..hiks..bangun....
Hiks...bangun..BANGUN!!"]

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang