Dia melihat sekeliling, para siswa lain hanya menatap bodoh dan malas pada kepala sekolah itu, sepertinya mereka sudah terbiasa dengan kepala sekolah kampret yang 11 12 kek pulu-pulu itu.
"Oke, dan yang terakhir."
Dan ini adalah yang kelima kalinya dia menyebutkan yang terakhir.
"Dengarkan, jangan ada yang berbicara. Beberapa hari lagi, kita akan mengadakan festival olahraga yang akan diadakan sekolah kita ini. Akan ada 3 sekolah lainnya yang juga akan datang kesini. Ingat, kalian harus menunjukan apa itu sekolah elit IHS yang sesungguhnya." Ucap kepala sekolah itu dengan suara tepuk tangan di akhir pidatonya.
Akhirnya selesai juga.
* * *
Pukul 10.05, diruang guru.
Saat ini, beberapa guru memilih beberapa siswa untuk menjadi penanggung jawab untuk acara yang akan diadakan.
Dan disinilah pemeran utama kita saat ini. Rayanza, dengan wajah dingin dan kesalnya saat ini sedang duduk menghadap para guru kampret itu.
Kenapa dia tidak kesal!? dia sedang menikmati tidur nyenyak nya, dan tiba-tiba saja dia dipanggil untuk ke ruang guru karena urusan mendesak.
Dan ini lah 'urusan mendesak' yang dikatakan itu. dia di tugaskan untuk menjadi penanggung jawab untuk acara yang akan diadakan.
Dan itu benar-benar dan sangat-sangat merepotkan sekaligus membuatnya jengkel.
"Apa kalian semua mengerti?" Ucap pak iron pada mereka semua.
"Ya pak!!"
Rayanza masih diam dengan wajah datar dan malasnya.
"Oke, kalian semua bisa kembali dan menyiapkan semuanya dari sekarang."
Mereka yang mendengar itupun segera keluar dan pergi menuju ruang osis. Mereka akan mendiskusikannya disana.
Dan juga, mereka yang dikatakan oleh pak iron tadi adalah, Gibran, Alvian, Galan, Erlangga, Dewa, Shaka dan Rayanza. Mereka adalah orang-orang yang dipilih untuk menjadi penanggung jawab untuk acara tersebut.
* * *
Diruang osis
Mereka semua duduk di meja panjang dengan saling berhadap-hadapan. Hanya Gibran yang duduk sendiri di paling ujung menghadap mereka semua.
Rayanza dan Alvian yang duduk saling berhadapan, lalu Shaka dan Erlangga, setelah itu baru Dewa dan Galan.
Mereka semua duduk dengan tegap sambil melihat rincian rencana yang telah disusun oleh Alvian.
Hanya Rayanza yang menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi itu dengan tangan menyilang sambil menutup mata malas. Dia tidak ingin melakukan hal-hal merepotkan seperti ini.
"Jadi, kita akan membagi tugas untuk mengatur semuanya, kalian berdua akan pergi untuk mengatur tata letak dan dekorasi sekolah ini. kalian bisa membawa beberapa murid lain untuk membantu." Ucap Alvian pada Shaka dan Erlangga.
"Dan kalian berdua, kalian akan pergi untuk memeriksa semua peralatan dan kelengkapan untuk perlombaan yang akan datang." Alvian menunjuk pada Dewa dan Galan.
"Dan selebihnya akan pergi untuk mendata kembali semua siswa yang akan mengikuti festival olahraga." Ucap Alvian sambil melihat pada Gibran dan Rayanza.
"Kapan kita bisa memulainya?" Tanya Dewa pada Alvian.
"Kalian bisa memulainya dari sekarang, festival sekolah akan diadakan 1 minggu lagi. Semua guru dan murid lainnya juga akan sibuk untuk menyiapkan festival besok." Jelas Alvian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
Fiksi Remajatransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...