"Ngk" ucap mereka berempat bersamaan. Ya....berempat dengan Galan.
Cekklek
"AAAHHH"
Siska dan bianca berteriak sambil menutup mata mereka saat melihat Rayanza yang keluar dengan bertelanjang dada.
Mereka semua yang terkejut dengan teriakan para wanita itupun juga melihat ke pintu yang terbuka itu.
Rayanza telah selesai dengan acara mandinya. dan waaoww, apa ini? otot tangan, otot perut. Sial...kenapa Rayanza bisa memiliki ini semua dengan gaya hidup yang malas itu.
Bahkan mereka yang sesama laki-laki pun juga tercengang melihat lekuk tubuh Rayanza.
Dia keluar dengan sempurna, kulit yang tidak terlalu putih juga tidak terlalu hitam, benar-benar pas untuknya.
Dia keluar dengan handuk yang melilit di pinggang nya, dan Rambut yang basah, membuat air menetes pada wajah dan tubuhnya, so seksi.(┛✧Д✧))┛彡┻━┻
Back to topik.
Rayanza yang mendengar teriakan itu, menatap dingin dan datar pada para wanita yang masih menutup mata itu.
"Bukankah kalian mengambil seragam baru." Dingin Rayanza.
"I-itu, si Gibran yang ambil. L-lo...lo buruan masuk sana, bentar lagi dia juga dateng." Siska bicara dengan gugup bercampur malu.
Dia juga baru kali ini melihat lekuk tubuh pria yang sempurna seperti Rayanza, apalagi otot perutnya itu.
Mau rasanya dia membuka jarinya itu tapi, ini Rayanza, bagaimana dia bisa melakukannya.Tidak mempedulikan mereka, Rayanza berjalan menuju kamar itu dan menutupnya.
Sagara, Kafka, dan Arka, Mereka bertiga saling melihat satu sama lain dengan tatapan bingung penuh tanda tanya.
Mereka bertiga mendekat dan berbisik-bisik tentang Rayanza.
"Menurut kalian, kenapa bisa begitu?." Sagara mengacu pada otot tubuh Rayanza.
"Apa mungkin dia pake obat." Arka.
"Kalo gitu, ditoko mana?" Sagara.
"Atau, dia operasi atau mungkin suntik suntik gitu." Kafka.
"Kalo gitu, dokter mana?" Arka.
"Tapi kalo dipikir-pikir ngk mungkin. dia yang males kek gitu kayaknya ngk mungkin." Ucap Kafka.
Mereka berdua mengagguk setuju.
"Trus kenapa anj, kenapa makin gw pikir, dia makin perfect." Frustasi Sagara.
Mereka semua yang melihat kebodohan trio kampret itu tak mempedulikannya sama sekali. Apalagi Leo, yang ada di otaknya hanya ingin keluar dari sini.
Ceekklek
Sekarang, sang ketua yang sudah kembali dari mengambil seragam baru. Dia berjalan menuju kamar pribadi itu dan memberikannya pada Rayanza.
Setelah itu, dia berjalan menuju sofa tempat mereka semua berkumpul. Dia duduk berhadapan dengan Leo.
Dia menatap dingin dan datar pada Leo, leo yang ditatap tentu saja sangat takut. Dia benar-benar ingin keluar dari sini.
Galan yang melihat Leo yang sepertinya akan menangis itu mencoba memulai pembicaraan terlebih dahulu.
"Ekkhm...ketua, perkenalkan, dia Athaleo Reizandra cardellion, dari 10 ipa 1." Ucapnya memperkenalkan Leo.
Gibran tak merespon sama sekali, dia masih tetap diam menatap Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
Novela Juveniltransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...