Itulah pemikiran awal mereka sebelum bi Marry datang dan menghancurkan suasana gembira itu.
"E-em...m-maaf tuan, nyonya. D-den Vano bilang, 'tidak perlu' l-lalu....." gugup bi Marry. Dia tidak berani melanjutkan perkataannya.
"Lalu apa bi?" Nathan menatap dingin pada bi Marry.
"D-den Vano bilang 'dari pada bersantai, lebih baik kalian belajar dari kesalahan." D-dan, 'jangan menjadi orang bodoh dan membahayakan keluarga ini.' i-itu yang dikatakan oleh d-den Vano." Gugup bi Marry menyampaikan apa yang dikatakan oleh tuan muda ke-3 nya itu. Dia takut tuan nya itu marah dan menghukum tuan mudanya.
Mereka semua menatap bingung tak mengerti pada bi Marry.
kecuali Danial, Nathan, dan Roderick. Roderick? Ya, dia sudah mengetahui apa yang terjadi tadi sore. Danial dan Nathan jiga menceritakan tentang apa yang dilakukan oleh Rayanza.
Apa maksudnya itu?
Perkataan itu dimaksudkan untuk mereka. Ya~itu juga karena kelalaian dan kesalahan mereka yang dengan mudahnya membiarkan tamu tak diundang itu berbuat seenaknya saja.
"Kesalahan? Siapa yang membuat kesalahan? Apa seseorang membuat bang Vano kesal?" Zellyn menatap para saudaranya itu dengan kesal.
Siapa yang membuat masalah untuk saudara ketiganya itu? Berani sekali dia!!
Mereka semua juga saling melihat satu sama lain. Siapa yang membuat masalah dipunggung mereka secara diam-diam?
"Sudah, jangan dipikirkan lagi. Dan juga, apa dia sudah makan malam?" Tanya Danial pada bi Marry.
Seperti biasa, Rayanza tidak ikut makan bersama mereka. Dia hanya akan melakukannya lebih dulu dari mereka atau lebih lambat dari mereka.
"Belum tuan. Akhir-akhir ini den Vano lebih sering dikamarnya. Den Vano juga melarang semua maid yang ada untuk tidak memasuki kamarnya tuan. Bahkan untuk membersihkan pun tidak boleh." Lapor bi Marry yang melihat tingkah aneh tuan muda ke-3 nya itu.
Mereka semua yang mendengar itupun mengerutkan kening bingung. Apa yang dilakukan oleh anak itu? Dia bahkan tidak membiarkan mereka masuk untuk membersihkan kamarnya.
"Apa dia-"
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki menghentikan perkataan Ariana.
Melihat ke asal suara, mereka semua mengerutkan kening saat melihat Rayanza mengenakan pakaian serba hitam. Celana hitam panjang dan jaket hitam.
Apa dia ingin merampok rumah seseorang?
Disisi Rayanza, dia tidak menghiraukan semua pasang mata yang menatap kearahnya itu.
Rayanza berjalan dan berhenti tepat didepan Danial. Dia masih memasang ekspresi malas dan dinginnya itu.
Mereka semua semakin mengerutkan kening tak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Rayanza.
"Kunci motor." Ucap singkat Rayanza pada Danial.
"Mau kemana kamu malam-malam begini." Bukannya memberikan apa yang diminta oleh Rayanza, Danial justru bertanya padanya.
Rayanza menatap dingin pada Danial. Apa dia harus memberitahukan apa yang akan dia lakukan?
Menatap sebentar, Rayanza berbalik dan berjalan pergi meninggalkan mereka.
"Tunggu! Kunci nya ada di ruang kerja ayah. Kamu bisa mengambilnya disana." Ucap Danial dengan cepat saat melihat Rayanza yang akan pergi itu.
Entah kenapa anak ketiganya ini tidak bisa diatur. Bukan dari aspek buruk, melainkan sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
Fiksi Remajatransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...