Di Kantin, Rayanza masih memainkan handphone nya. Dia melihat pada pesan terakhir Gibran.
Dia akan datang saat jam sekolah berakhir nanti.
"Bang Vano." Panggil Kafka pada Rayanza.
Rayanza mengangkat kepalanya dan melihat pada Kafka. Mereka semua juga melihat pada Kafka
Kafka menatap ragu-ragu takut pada Rayanza. Bagaimana jika dia menolaknya.
"Emm..itu, gw ada latihan ntar sore. Dan..dan...lo bisakan pergi liat gw main basket?" Gugup Kafka dengan suara yang sedikit dikecilkan. Dia menundukkan kepalanya takut.
Dia tidak berani melihat pada Rayanza. Arka dan Sagara melihat pada Rayanza. Itu benar, Kafka ada jadwal latihan basket hari ini.
"Hm..oke" jawab singkat Rayanza.
Mendengar itu, Kafka dengan cepat mengangkat kepalanya dan menatap Rayanza dengan semangat.
"Bener ya! Lo udah janji, ngk bisa di tarik lagi. Hehehe...oke, jam pulang sekolah gw jemput ke kelas." Senang Kafka.
Rayanza melihat Kafka yang bahagia itu.
Kenapa dia sesenang itu hanya karena hal kecil seperti ini?
Rayanza melihat pada Sagara dan Arka. Apa mereka juga akan seperti itu?
Bukankah mereka bertiga terlalu aneh karena senang dengan hal seperti ini. Bukan seperti dia memiliki segalanya yang bisa menyenangkan mereka. Justru dia memiliki banyak kekurangan pada dirinya.
"Tidak perlu! Biar gw sendiri yang kesana?" Setelah mengatakan itu, Rayanza berdiri dan menatap mereka semua dengan wajah datar dan cuek
"Kembali dan masuk ke kelas kalian masing-masing." Setelah itu, Rayanza pergi meninggalkan mereka semua.
Melihat Rayanza yang sudah pergi jauh itu-
Braakkkk
Arka mengebrak meja itu dengan keras dan berdiri sambil menatap jengkel pada Zellyn dan Anara.
"Ekkhmm...ayo semua, kita pergi dari meja bervirus ini. Merinding gw duduk samping ni wewe gombel." Ucap Arka sambil berpura-pura merinding. Dia berdiri dan pergi dari sana.
Kafka, Sagara dan Leo juga ikut berdiri dan pergi meninggalkan para Mahendra itu. Mereka akan mengantar Leo dulu ke kelasnya.
Shaka menatap mereka semua. Dia cukup lelah mengurus para wanita ini.
"Kita juga harus pergi. Kalian bertiga kembali ke kelas kalian masing-masing. Gw bakal nganter Xavian dan mereka ke gedung ipa." Ucap Shaka pada sikembar dan Zellyn.
Setelah itu, mereka semua bubar dan kembali ke kelas mereka.
Di sisi, Sagara, Kafka dan Arka. Mereka bertiga sudah selesai mengantar Leo. Mereka berjalan menuju kelas mereka juga.
"Ka!" Panggil Sagara.
"Hm?"
"Apa?"
Saut Arka dan Kafka bersamaan.
"Maksud gw Kafka bukan lo."
"Jelas-jelas kalo mau manggil orang anj." Kesal Arka.
"Malah nyalahin gw lo. Salahin aja nama kalian yang sama goblok." Ketus Sagara. Kenapa jadi dia yang di salahkan.
Arka memalingkan wajahnya dengan kesal.
"Apa?" Kafka melihat pada Sagara.
"Pas lo di uks tadi keluarga lo nelpon. Tapi ngk gw angkat. Udah mau balik kesana lagi lo?" Sagara melihat pada Kafka. Arka juga melihat padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
Ficção Adolescentetransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...