BAB 62

20.2K 1.8K 95
                                    

Meskipun mereka tidak dapat melihat wajah orang itu. Tapi, tanpa berpikir pun mereka bisa menebaknya dengan sekali lihat.

Sial! Itu Rayanza.

Rayanza, yang merasakan kedatangan seseorang, mengangkat kepalanya dan menatap mereka semua dengan dingin.

"Apa sudah selesai." Dingin Rayanza pada keempat orang itu.

Menyimpan handphonenya, Rayanza turun dan berdiri diam sambil menatap mereka dengan dingin.

Sagara, Arka, Kafka dan Leo. Mereka berempat berdiri diam tak berani mendekat.

Takut, cemas, panik, khawatir, semua emosi itu bercampur dalam diri mereka.

"B-bang Vano, A-abang ngapain di sini." Gugup Kafka.

Lucas dan yang lainnya tentu saja menatap bingung antara ketujuh orang itu dan pemuda serba hitam didepan mereka.

"Apa kalian mengenalnya?" Tanya Lucas pada Arka dan yang lainnya.

Tentu saja tidak ada yang menjawab. Ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan siapa Gevano itu.

Menurunkan tudung jaketnya. Rayanza berjalan perlahan mendekati mereka.

Baru saat itulah mereka semua dapat melihat wajah Rayanza.

Lucas, Arthur dan Althariz terdiam sebentar saat melihat bahwa itu adalah pemuda tadi sore yang mereka jumpai di parkiran IHS.

Sedangkan keempat orang itu semakin ketar-ketir saat melihat wajah Rayanza yang tidak sedap dipandang itu.

Bukan hanya mereka berempat, Aaron, Bara, dan Renan juga sedikit takut saat melihat ekspresi Rayanza yang dingin itu.

Para anggota Lucas juga tak berani mendekat. Entah kenapa pemuda itu memberikan kesan yang sedikit menekan dan mendominasi mereka.

"B-bang Vano. L-lo harus dengerin penjelasan kita dulu." Ucap Arka. Dia mundur selangkah kebelakang Sagara.

Sagara yang melihat itu menoleh mengumpat Arka di dalam hatinya. Dia menatap Arka dan-

'ngapain lo mundur sialan! Maju sana.' Sagara.

'Ngk! dia kayak mau makan orang. Ngk berani gw.' Arka.

"Ha..hahaha...k-kita cuma berantem dikit kok. Ya kan ka?" Tawa garing Sagara sambil meminta persetujuan Kafka.

Kafka dan yang lainnya mengangguk setuju.

Rayanza tak mendengarkan, dia masih terus berjalan menuju mereka.

Rayanza terus berjalan dan berhenti didepan Lucas. Lucas? Itu benar, di depan Lucas.

Lucas menatap tak mengerti pada pemuda yang berdiri didepannya itu.
Apa dia memiliki urusan dengannya.

"Apa lo butuh sesuatu?" Lucas menatap Rayanza dengan sedikit ragu-ragu.

"Apa Gibran tau lo disini?" Dingin Rayanza.

Lucas yang mendengar itupun tertegun sejenak. Kenapa dia membawa nama Gibran?

"Kenapa lo-"

Tidak mendengarkan Perkataan Lucas, Rayanza berbalik dan berjalan mendekati ketujuh orang itu.

Rayanza berhenti didepan mereka semua. Dia menatap mereka satu persatu dari atas hingga bawah.

Matanya semakin menggelap dingin saat melihat keadaan mereka yang sudah cocok menjadi pengemis itu.

Mereka berempat menatap Rayanza dengan takut-takut cemas.

"B-bang, kita bisa jelasin. Ini semua-"

Tuk

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang