BAB 13

38K 2.7K 117
                                    

Menghembuskan nafas dalam-dalam rayanza perlahan mengeluarkan tangannya dan terkejutnya mereka saat melihat tangan rayanza yg penuh dengan perban.

Seperti yg diketahui, kecuali kakinya hal lain yg lukanya serius adalah kedua tangan rayanza dari telapak tangan hingga sikunya.

Rayanza mengeluarkan tangannya dan menggerakkan mereka mencoba memegang spidol itu.

Semua murid bahkan guru sekalipun terkejut dengan luka rayanza. Lihat saja saat ini mereka semua menatap kesakitan pada tangan rayanza yg penuh perban itu.

Dan sagara yg melihat itu memiliki pikiran buruk pada dirinya mengingat semua gerak-gerik rayanza.

"Kamu, tang-" belum sempat sang guru selesai berbicara rayanza sudah dulu mengambil spidol itu dan mulai mengerjakan soal yg ada.

Sepertinya, karena lukanya yg belum pulih dan rayanza yg memaksakannya menyebabkan lukanya basah kembali dan darah mulai keluar dengan deras pada telapak tangan kanan nya.

Ahh

Ahh. ..ahhh

Teriak para siswa perempuan itu melihat tangan rayanza yg mengeluarkan darah dengan deras.

"Ka-kamu pergi ke UKS dan bersihkan tangan mu." Gagap guru itu menyuruh rayanza ke uks

Rayanza menatap guru tersebut dengan tatapan mengejek.

"Bukankah anda yg memaksa saya. Sebaiknya anda kembali dan pelajari etika seorang guru."sarkas rayanza pada guru itu dan pergi dari sana.

Uggh damage yg sungguh menyakitkan. Guru yg mendengar ejekan rayanza merasa malu dan marah tapi tidak bisa melakukan apapun.

Sedangkan sagara dia sudah keluar mengejar rayanza ke UKS.

*  *  *  *

Di UKS

Brrraak

Lagi-lagi suara pintu dibanting.

Tapi rayanza seperti tidak mendengarnya dia tidak peduli dan melanjutkan kegiatannya.

"Lo kenapa?" Tanya sagara melihat tangan rayanza yg penuh dengan darah tidak tau seberapa dalam lukanya.

Tidak menjawab, rayanza masih fokus mengobati luka nya.

"Sini gw bantu." Ucapnya menarik pelan tangan rayanza.

Rayanza yg ditarik tidak membantah atau menolak dia membiarkan sagara mengobatinya.

"Lo-" kaget sagara melihat telapak tangan rayanza yg penuh dengan luka sobek.

"Lo ngk pake narkoba trus nyayat-nyayat tangan lo kan?" Tuduhnya pada rayanza meski begitu dia masih mengobati tangannya.

Hening, tidak ada diantara mereka yg berbicara satupun. Rayanza yg memang malas bicara tidak akan berbicara jika memang diperlukan sedangkan sagara, percuma saja dia berbicara  jika lawan bicaranya adalah rayanza yg sangat-sangat malas bicara.

Selesai mengobatinya sagara terus menatap rayanza lamat-lamat. Dia ingin bicara tapi dia tau rayanza tidak akan menjawabnya.

"Lo-"

Ding....dong....ding...dong....bel istirahat telah berbunyi silahkan keluar dan hati-hati saat makan agar anda tidak mati.

'bel kampret. Ngk liat apa gw lagi ngomong, lagian tu mulut dijaga ya. Sekolah elit apaan, bel aja ngk ngotak kayak gitu.' Batin sagara kesal ucapannya dipotong oleh bel jelek itu.

Asik dengan batin nya sendiri sagara tidak menyadari rayanza yg sudah pergi duluan tentu saja ke kantin dia belum kenyang makan dipinggir jalan.

*  *  *  *  *

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang