Arka mengerutkan keningnya, seolah mengingat sesuatu.
"Tunggu, gimana kalo tu anjing masih disana?"
Mereka semua berhenti saat mendengar ucapan Arka. Melihat satu sama lain.
"Eiiss...gini amat cuma buat ketemu sama dia. truss gimana?" Sagara juga baru ingat anjing sialan itu ada di dekat ruang Osis.
Dan, bukankah ini seperti mencari kematian mereka sendiri. Mereka mengejek dan membuat kesal para Osis itu kemaren.
"Tenang....senggol dikit, Bang Vano bertindak." Arka dengan percaya dirinya menjual nama Rayanza. Ck...ck...ck sungguh pendukung yg kuat.
Kafka dan Sagara menatap Arka dengan malas.
"Lo yakin dia di sana?." Sagara.
"Ya iyalah tolol, lo juga denger dia belajar disana."sinis Arka pada Sagara.
Paaakk
"Santai dong kampret. Sekarang udah jam istirahat, siapa tau dia ke kantin anak IPA tolol itu. Lo mau sampe sana bukannya ketemu Vano malah ketemu yakuza." Sagara memukul bagian belakang kepala Kafka.
Buugghh
"Ngapain lo mukul gw anj, si Arka yg ngomong, ngapain gw yg lo pukul." Kafka menendang Sagara yg sembarang pukul itu.
Sagara meringis saat merasakan pantatnya yg tepos itu di tendang.
"Serah gw lah anj, tangan tangan gw."
"Serah serah bapak lo, kalo lo mukul orang ya ngk masalah anj, tapi yg lo pukul itu gw, sakit tolol." Geram Kafka pada Sagara.
"Hahahan...gw baru tau kalo lo bukan orang hahah.. goblk." Arka tertawa saat mendengar tutur kata Kafka.
Mereka bertiga berjalan berdampingan, dengan Kafka di tengah-tengah mereka, Sagara di samping kanannya dan Arka di samping kirinya.
Mereka sepertinya tidak bisa dipertemukan satu sama lain. Mereka bertiga itu sebenarnya cocok untuk berteman tapi ngk akur kalo di satuin.
Mereka itu cuma akan akur dan kompak karena 2 hal. Pertama, tentu saja harus ada Rayanza. Kedua, mereka harus memiliki sesuatu yg bisa melampiaskan kebosanan dan kejahilan mereka.
Back to topik
Kafka menatap malas pada Arka.
"Ngk gitu maksud gw tolol. Lo ke sekolah ngapain sih anj, bego amat gw liat." Ketus Arka.
"Serah gw lh, yg sekolah gw, yg belajar gw, yg bayar juga gw. Masalah buat lo." Woow mode mulut bebek Arka keluar.
"Lo-"
Bugghhh
Akkhhh
Srreekk
Duaakkk
Akkhh
Mereka semua berhenti saat mendengar suara gedebag gedebug, sepertinya ada yg berkelahi.
Saat ini lah kekompakan Mereka keluar. liat saja, saat ini mereka saling bertatapan satu sama lain dengan senyum Pepsodent yg tersungging di wajah mereka itu.
Mengangguk satu sama lain, Mereka mengendap-endap menuju asal suara itu. Hingga mereka sampai pada gudang lama yg sudah usang itu. Berjalan dan berjalan dengan hati-hati. Mereka mendengar-
"Gw nyuruh lo beli roti vanila kenapa yg lo bawa rasa coklat hah!"
"Lo makin hari makin berani ya sialan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
Fiksi Remajatransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...