BAB 37

22.3K 2.1K 107
                                    

["siapa?"] Mereka semua dapat mendengar suara dingin dan berat dari pihak yang baru datang itu. Mereka melakukan mode speaker agar terdengar oleh mereka semua.

Mereka bertiga langsung terdiam saat mendengar suara yang tidak asing bagi mereka itu. Itu suara yang sudah 1 bulan ini tidak mereka dengar. Bahkan orangnya saja tidak terlihat selama 1 bulan ini.

["Oh, anak-anak lo tuh, baru di tinggal sebulan, udah ngk tahan pengen ketemu."] Sinis Galan. Dia mengeraskan suaranya agar orang di seberang telpon itu mendengarnya.

Sedangkan disisi Sagara, Mereka tidak membantah atau pun melawannya. Mereka bertiga hanya diam menatap kosong pada Hp di tangan Sagara itu.

Dion, Sang mama dan Owen. Mereka juga diam. Tentu saja mereka diam, mereka itu tidak tau siapa Gevano dan seperti apa rupanya. Tapi, mendengar dari suaranya barusan, sepertinya dia cukup.....

Mama Vani melihat pada keempat orang yang diam membisu itu. Tadi saja berkoar-koar tak karuan, Sekarang malah diam ngk bisa ngomong.

Mama Vani mengambil Hp Sagara dan berbicara pada orang di seberang telepon itu

["Hallo, apa ini Gevano Rayanza?"] Tanya sang mama.

Sekarang, mereka semua melihat pada Stevani yang berbicara dengan Rayanza.

["Siapa?"] Suara diseberang telpon itu menjadi sedingin es.

Stevani, Dion, dan Owen juga terkejut mendengar perubahan suara itu.

[Ekhmm, kalo gitu gw pergi dulu, lo lanjut aja." Braakk ] Ucap Galan dan pergi dari ruangan itu. Terdengar suara pintu ditutup.

Kedua belah sisi sama-sama diam tak bersuara.

Hingga mereka mendengar sesuatu pertanda buruk.

[Tuk]

[Tuk]

[Tuk]

Itu suara meja diketuk. Sial, itu kebiasaan Rayanza jika sudah mulai kehilangan kesabarannya.

Tentu saja yang mengetahui itu hanya mereka bertiga, sedangkan mereka selebihnya tidak mengetahui bunyi dari seberang telepon itu.

Setelah itu, mereka mendengar suara ketikan dari seberang sana. Apa yang dilakukan oleh Gevano?.

["Eh, Maaf. Ini mama nya Arka. Stevani Adya Ivander."] Ucap mama Vani yang sadar dari lamunannya.

Mendengar itu, suara ketikan itu tiba-tiba berhenti, dan telepon menjadi diam dan sunyi

Stevani juga bingung dengan keheningan pihak lain. Apa dia mematikannya?, Tapi teleponnya masih terhubung.

["Hallo-"]

["Sagara."] Gevano memotong ucapan Stevani dan langsung menyebutkan nama Sagara.

["Eh?"]Stevani tidak paham apa yang dimaksud oleh Gevano.

"Hehe...ma, itu maksudnya berikan teleponnya sama Gara." Ucap Sagara dengan suara yang sedikit dikecilkan.

"Oh, nih." Mama Vani memberikan Hp itu pada Sagara. Mereka semua merapat mendekat.

["Em..Hallo."] gugup Sagara, bukan hanya mereka saja yang gugup, Arka, Kafka, dan Leo bahkan juga ikut gugup.

Mereka yang melihat perubahan drastis pada mereka berempat juga bingung tak mengerti.

Bukan seperti mereka akan di kena sidang hukuman mati, jadi kenapa seperti itu.

["Kenapa?"] Suara dingin dan malas yang biasa digunakan oleh Rayanza terdengar oleh mereka. Sungguh berbeda dengan suara dingin membekukan tadi.

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang