BAB 67

24.1K 2.2K 525
                                    

Disisi Rayanza, dia saat ini sedang dudu di kursi taman rumah sakit itu. Dia benar-benar pergi tanpa beban atau rasa bersalah. Apa dia tidak memikirkan orang-orng yang panik mencarinya itu?

Lihat saja dia saat ini. Duduk tenang dengan roti dan air disampingnya. Dia memandang malas kedepan, benar-benar membosankan dirumah sakit ini.

"Permisi, apa gw bisa duduk disini?" Sebuah suara datang dari samping kanan Rayanza.

Rayanza tak menjawab, dia hanya menatap malas dari sudut matanya.

Disana, seorang pemuda sedang duduk dikursi roda. Dibelakangnya ada lima orang berbadan kekar yang mengenakan jas hitam rapi dari atas hingga bawah, sepertinya mereka bodyguard bocah itu.

Dilihat dari wajahnya, mereka berdua sepertinya seumuran.

Dan juga, Rayanza menatap malas pada pemuda itu. Apa yang dia maksud 'permisi, boleh gw duduk disini?' Dia menggunakan kursi roda tapi masih ingin duduk di kursinya.

Tak memikirkannya lagi, Rayanza mengambil makanannya dan meletakkannya kesisi lain kursi itu.

Diam-diam menyetujui perkataan pemuda itu.

"Hm? Makasih." Pemuda itu berdiri dan dengan santainya berjalan dan duduk disamping Rayanza.

Rayanza melihat padanya sebentar sebelum kembali menatap malas kedepan.

Dasar bocah aneh, bisa jalan tapi masih menggunakan kursi roda. Anak-anak zaman sekarang benar-benar memiliki hobi yang aneh.

Melihat tuan muda mereka yang berpindah tempat, para bodyguard itu juga ikut pindah berdiri dibelakang kursi taman itu.

Tiga orang berdiri dibelakang dan dua orang lainnya berdiri disisi kiri dan kanan kursi itu, yang sudah pasti mereka berdiri didepan dan sisi kiri Rayanza.

Ini membuatnya risih, dia kesini untuk mencari ketenangan, bukan bergerombolan seperti ini.

Back to topik

Disana sangat diam dan sunyi. Tidak ada yang berbicara sama sekali. Rayanza sudah pasti tidak akan berbicara.

Pemuda itu, yang notabenya tidak bisa diam dan tenang menatap Rayanza dengan kesal.

'ngomong dong sialan, masa iya gw yang mulai duluan.' Batin kesal pemuda itu. Dia tidak bisa di diamkan dan di acuhkan seperti ini.

"Nama gw Kaino Calderon Ag-..ekhmm maksud gw Kaino Calderon. Nama lo siapa?" Kaino menatap Rayanza dengan senyum canggung di wajahnya. Dia hampir mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya dia katakan.

"Gevano." Singkat Rayanza. Dia masih tidak menoleh pada Kaino yang duduk disampingnya.

Kaino yang melihat itupun semakin kesal. Dia sudah merendahkan dirinya untuk berbicara lebih dulu, tapi pemuda didepannya itu terus saja mengacuhkannya.

Apa pemuda itu tidak tau dia siapa? Apa dia tidak melihat lencana yang dia kenakan ini? Eh, tunggu! Dia mengenakan pakaian rumah sakit, jadi dia tidak mengenakan tanda keluarganya.

Tidak..tidak..meski begitu, dia masih tuan muda dari keluar besar yang sangat-sangat terkenal. Kenapa ada orang yang tidak mengenali ketampanannya ini. Ini patut dipertanyakan.

"Lo-"

"GEVANO."

"BANG VANO."

Sebuah teriakan datang dari sisi kanan depan mereka berdua. Kaino yang mendengar itupun sontak menoleh untuk melihat siapa orang yang berteriak-teriak dirumah sakit.

Dan dapat dia lihat, Empat orang berlari dengan cepat kearah mereka. bodyguard disebelah kiri kaino yang melihat itupun sontak maju kedepan melindungi tuan muda nya.

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang