BAB 45

24.1K 1.9K 89
                                    

Rayanza masuk dan langsung disuguhi oleh banyak pasang mata yang melihat padanya.

"Hm? Apa yang kalian lakukan?" Rayanza menatap mereka semua dengan dingin. Terutama pada mereka, Nathan dan si kembar R. 

Mereka semua terdiam dan langsung duduk dengan tenang.

"Eh, Vano!, kamu udah pulang. Kalo gitu, cepat mandi dan sarapan bersama." Ucap Stevani yang datang  dari arah dapur.

Rayanza melihat pada mereka sebentar sebelum berjalan ke atas untuk mandi. 

Melihat kepergian Rayanza, mereka semua menghela nafas lega. Berada didekat Rayanza bisa membuat mereka senam jantung.

Untuk beberapa alasan, keberadaan Rayanza bisa membuat mereka aman. Tapi, kadangkala juga akan membuat mereka tertekan dan takut.

Karena Rayanza yang sudah pulang, tidak ada yang berani membuat keributan lagi. Mereka semua duduk tenang menunggu Rayanza.

Hingga beberapa saat kemudian, Rayanza turun dengan penampilan yang sudah bersih dan rapi. Menggunakan kaos oblong putih dan celana pendek hitam.

Benar-benar pakaian santai normal pada umumnya. Tapi, jika disandingkan dengan Rayanza.....ughhhh damage nya.

Setelah Rayanza turun, mereka semua mulai sarapan pagi mereka. Nathan dan juga si kembar juga ikut sarapan bersama mereka.

Acara itu berlangsung tenang dan damai. 

Hingga mereka semua selesai, mansion Atmaja itu di bingungkan dengan Arka, Kafka, dan Sagara yang mulai membuat masalah lagi.

Mereka bertiga tidak ingin Rayanza kembali kemansion Mahendra itu.

Tapi Rayanza tetap saja tidak mendengarkan mereka. Dia masih saja tetap pergi kesana. Bagaimana jika mereka......

Bahkan Sion dan Leo pun sudah ikut untuk membujuk Rayanza agar tidak kembali kesana. Tapi masih sama, tidak ada yang bisa mengatur apa lagi menghentikannya.

Apa yang perlu di takutkan. Hanya keluarga Mahendra. Akhir terburuknya mungkin hanya mati tertembak, atau mungkin mati dihajar. Yah~itu cukup bagus untuknya. Dia tidak perlu mejalani kehidupan melelahkannya lagi.

Karena itu, tidak ada yang perlu dia takuti untuk pergi ke mansion Mahendra. Semua akhir dan konsekuensinya merupakan hal yang baik untuknya.

Jika perlu, setelah memasuki mansion Mahendra itu, saat dia membuka pintu langsung-

Doorr

Semua penderitaannya langsung hilang dan pergi. Dia bisa bebas tanpa harus memikirkan apapun.

Back to topik

Rayanza sudah pergi dibawa oleh Nathan dan si kembar R. Meninggalkan mansion Atmaja yang kacau karena para trio pembuat onar itu. 

Mereka bertiga memaksa untuk menjemput Rayanza kembali.

Tapi, untung saja berhasil dihentikan oleh sang papa dan Dion yang mengancam mereka bertiga dengan, 'jika kalian membuat kekacauan lagi, papa akan videoin trus kasih liat sama Gevano.' Dan terkejutnya Sang papa saat melihat mereka bertiga yang langsung terdiam.

Tapi itu masih membuat mereka bertiga kesal dan jengkel, dan lebih jengkelnya lagi saat mereka  masih saja dipaksa untuk pergi sekolah dengan situasi seperti ini.

Mereka tidak ingin pergi sekolah. Tapi papa Owen itu seolah ketagihan atau apa, dia terus saja mengancam mereka dengan Rayanza.

dengan langkah berat dan hati yang terpaksa, mereka bertiga pergi sekolah dengan wajah cemberut seperti pantat monyet.

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang