BAB 40

23.3K 2K 111
                                    

"Ayo!, kembali dan nikmati libur satu hari kita yang berharga ini...hahaha....."

Mereka semua pergi dan berpencar menuju rumah mereka masing-masing. Kecuali Rayanza. Dia kembali ke apartment nya.

*  *  *

Apartment Rayanza.

setelah meletakan semuanya, Rayanza berbaring lelah di kasur empuknya.

Dia hanya termenung sambil menatap langit-langit kamarnya.

Rayanza POV.

Huufft......gw capek. Udah 5 bulan, 'mereka' pasti udah disini. Gw harap mereka ngk ngeganggu hidup gw yang udah sekarat ini.

Dan juga, ini sudah masuk pertengahan Novel yang mana anj?semuanya berubah tak sesuai alurnya. Tapi, Novel ini masih berjalan sebagai mana mestinya.

Gibran tak mengenal Protagonist wanita. Adik dokter gila itu ngk mati dan dia juga ngk gila.

Hanya beberapa keluarga yang terjerat dengan protagonist wanita, Termasuk Mahendra.

Dan sekarang, apa yang akan terjadi selanjutnya?, ugggh...kepala gw mumet mikirinnya sialan.

Seharusnya udah sampe konflik perebutan Protagonist wanita. 

Kayaknya akan ada penculikan yang membuat satu orang lagi yang akan menyukai protagonist wanita itu.

Eh! Tunggu, penculikan?, kenapa bisa ada penculikan? Siapa yang di culik?.

Dalam novel itu tuliskan, Penculik itu menyukai protagonist wanita karena keberanian dan tekatnya untuk menyelamatkan orang yang di culik. Dia Tanpa takut berhadapan dengan penculik itu.

Membuat penculik itu tertarik dan berganti menjadi menyekapnya selama beberapa hari. Dan disanalah dia semakin menyukai protagonist wanita. Dia, yang hidup di dunia bawah, yang penuh dengan musuh dan bahaya, bertemu dengan gadis lugu dan sederhana yang merawatnya dengan senang hati.

Tapi, pertanyaan gw bukan itu. siapa yang di culik dan di selamatkan oleh Protagonist wanita?.

Apa salah satu dari keluarga Mahendra, Atmaja, atau Bimantara. Jika bukan mereka, apa itu orang-orang di sekolah.

Uggh...biar lah anj. ngk peduli gw, asal jangan nyentuh 'mereka' aja. Kalo ngk, gw habisin tu semua dunia bawah sampe rata ama tanah , Mati sekalian.

Kepala gw sakit, pusing anj. Rayanza kampret itu selalu keluar masuk mimpi gw. Bosen gw liat wajahnya ngk bermutu  itu.

Maksa-maksa lagi, dia pikir dia siapa? Maksa-maksa gw buat ngelindungin 'mereka'.

Gw tau apa yang harus gw lakuin sialan. Gw ngk perlu lo buat ngatur-ngatur gw. Gw ngk ngomong bukan berarti gw menolak atau ngk setuju. 

Tapi Rayanza kampret itu tololnya ngk tertolong. Itu aja ngk ngerti, terus aja ngehatuin gw sampe ngk bisa tidur anj.

Kalo bukan karena dia yang udah mati, udah  gw cekik dia sampe mati ribuan kali.

Jangan pikir lagi, mending gw tidur untuk besok. Hari sekolah yang melelahkan akan datang. Hidup gw sengsara amat anj.

Rayanza POV END.

Sebelum menuju alam mimpinya, Rayanza melihat kesamping, pada meja kecil disamping tempat tidurnya itu.

Disana, sebuah paper bag berwarna hitam terletak di atasnya. Itu hal yang dia beli secara khusus selama di luar negeri lebih tepatnya, dia rancang sendiri.

Dia membuatnya khusus untuk 'mereka' dan untuk 'mereka' yang lain.

Dia harus menyiapkan semuanya dengan teliti dan lengkap.

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang