BAB 92

17.8K 2K 521
                                    

Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

Dan tanpa mereka sadari, Rayanza, yang terbaring lemah tak sadarkan diri memiliki tanda-tanda akan bangun.

Bulu matanya bergerak-gerak, jari-jarinya juga sedikit bergerak.

Dan perlahan, kelopak mata yang telah lama tertutup itu mulai terbuka.

Rayanza membuka mata menatap langit-langit putih diatasnya.

Bau obat dan pemandangan putih yang asing namun familiar memasuki penglihatannya.

Menatap sekeliling ruangan, dia menatap beberapa orang yang berkumpul tak jauh darinya.

Dia tidak mencoba untuk bersuara atau memanggil mereka. Dia hanya diam menatap kesamping lainnya dimana jendela berada.

Sudah berapa lama dia tertidur? sepertinya cukup lama mengingat lukanya yang 'sedikit' berlebihan dari biasanya.

Biar dia mengingat sesuatu, apa yang terjadi hingga dia berakhir disini.

Sepertinya dia melihat Gibran, mereka cekcok sebentar dan dia melukai perutnya.

sepertinya itu yang terjadi, tapi ruangan ini tak seperti ruangan sebelumnya.

Apa dia pindah ruangan atau rumah sakit?

"Ekhmm...kita ngk akan ngurus anak kecil kek lo." Suara batuk dan sedikit canggung Sagara membuatnya sedikit menoleh kesamping.

Dia memperhatikan interaksi mereka bersama Ivan dan Juan.

Sepertinya mereka berdua sudah dekat mereka.

"Kecil? Umur Juan udah 16 tahun. Dilihat dari mana pun kita seumuran." Dia menatap Arka, Kafka, dan Leo.

"16 tahun? Lo yang kecil kek bocah smp ini udah 16 tahun?" Ucap Arka dengan sedikit ejekan.

Tubuh Juan itu bisa dibilang kecil, tidak cocok disebut siswa sma.

Juan yang mendengar itu menjadi kesal. Dia paling benci dibilang anak kecil.

Dia berdiri dan menyilangkan tangan kesal menatap mereka.

"Terus kenapa kalo Juan kecil? Juan lebih kuat sama lebih hebat dari pada kalian. Hmpp...apa gunanya badan gede tapi ngk berguna. bocah lemah yang cuma bisa jadi beban, nyusahin orang."

Dia memalingkan wajahnya ketempat dimana Rayanza berbaring.

Wajah kesal dan marah Juan berganti menjadi bingung yang semakin lama terlihat linglung, bodoh dan akhirnya membulatkan mata tertegun sejenak.

Saat ini, matanya dan mata Rayanza saling menatap satu sama lain.

"Lo! Jangan ngeremehin orang sialan!! Lo pikir kita ngk bisa-"

Perkataan Arka terhenti saat melihat Juan yang berlari dengan semangat mendekati ranjang Rayanza.

Mereka yang melihat itu dengan cepat berdiri mencoba menghentikannya. Tapi siapa yang tau, belum sempat mereka untuk berbicara, mereka sudah disajikan dengan tatapan datar dari orang yang selama ini mereka nanti-nanti.

"Tuan! Anda akhirnya bangun. Apa anda baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" Juan dengan semangat mendekati Rayanza, tapi masih memberikan jarak satu langkah agar dia tidak terlalu risih karena dia yang baru sadar.

"Juan! Jangan bertanya sebanyak itu, tuan baru sadar dan butuh penyesuaian sebentar." Ivan memegang kedua bahu adiknya dari samping.

Tak dipungkiri dia juga sangat senang melihat tuannya yang telah sadar kembali.

Aaron, Sagara, Arka, Kaino, Kafka, dan Leo juga dengan cepat menghampiri Rayanza.

Mereka berdiri dibelakang Juan dan Ivan tanpa mengatakan apapun. Tapi mata mereka menjelaskan semuanya, mereka sangat-sangat senang bahwa dia akhirnya bangun setelah tidur yang cukup panjang.

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang