Ivan dan Juan, yang tidak mengetahui konspirasi tersembunyi mereka membiarkan dokter itu masuk.
Didalam ruangan, baru satu langkah memasuki ruangan, Nolan tertegun sejenak dengan apa yang dia lihat.
Disana, pasien yang seharusnya terbaring tidur karena efek penenang setelah operasi sedang duduk menatap dingin padanya.
Dia memegang tiang infus dan sepertinya hendak turun dari sana.
Mulut Nolan berkedut ngilu, benar-benar seorang monster.
Dia bahkan sudah sadar setelah operasi yang panjang dan melelahkan tadi. Apa yang diberikan Mahendra itu untuk membesarkan anak sepertinya?
"Siapa?"
Nolan tersadar dari lamunannya setelah mendengar suara dingin Rayanza.
"Eh! Maaf, jangan bergerak dulu, kamu masih sangat lemah. Lukanya akan terbuka lagi jika kamu bergerak sembarangan." Nolan dengan cepat mendekatinya hendak kembali membaringkannya.
Tapi belum sempat menyentuh tubuhnya, Nolan sudah lebih dulu ditatap oleh mata dingin itu.
"Pergi, gw denger mereka masih ribut diluar, gw ledakin rumah sakit kalian sampe hancur." Dia sudah sadar sejak tadi karena suara berisik mereka.
Apa tidak ada yang mengerti bahwa dia butuh istirahat!? Dia sangat-sangat lelah dan butuh waktu untuk melepas rasa lelahnya sebentar.
Nolan yang melihat penolakan pada wajah remaja itu hanya bisa menghela nafas tak berdaya.
Kedatangannya memang untuk memeriksa kondisi tubuhnya.
"Oke, saya akan pergi setelah memeriksa semuanya. Pastikan bahwa tidak ada yang terlewatkan." Nolan kembali mendekat.
Dan cukup melegakan bahwa dia tidak menolaknya lagi.
"Mereka datang untuk berkunjung, mereka sangat khawatir dengan mu." Ucap Nolan disela-sela pengobatannya.
Rayanza tak bersuara, dia hanya berbaring diam menatap langit-langit rumah sakit.
"Biarkan saja mere-"
Perkataannya kembali terhenti saat mata dingin dan kosong Rayanza menatapnya.
"Gw capek, gw butuh istirahat, tolong suruh mereka pergi. Gw ngk punya tenaga buat ngeladenin kebodohan mereka."
Nolan terdiam melihat mata yang awalnya dingin dan kosong itu dipenuhi oleh rasa lelah dan frustasi.
"Oke, akan saya usahakan. Kamu tetap istirahat dan fokus pada kesehatan mu."
Nolan tak membujuknya lagi. Dia mengemasi barang-barangnya dan berjalan keluar meninggalkan Rayanza yang saat ini telah kembali menutup mata.
Diluar bangsal, para Mahendra dan yang lainnya terus saja menatap pintu ruangan itu dengan cemas.
Hingga Nolan keluar, mereka dengan cepat mengepungnya
Ivan dan Juan tidak peduli, asalkan mereka tidak mengganggu tuannya lagi mereka bebas melakukan pun.
Nolan menatap mereka semua dengan senyum lemah di wajahnya. Dia mengisyaratkan mereka untuk mengikutinya.
Dia membawanya keruang kerjanya yang tenang dan aman.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya Ariana.
"Dia baik-baik aja kan?" Nathan.
"Apa dia sudah siuman sekarang?" Danial.
Mereka mulai menyerbu Nolan dengan berbagai pertanyaan, empat curut itu awalnya juga ingin bertanya sebelum dihentikan oleh keluarga mereka.
"Operasinya berjalan dengan lancar, tidak ada masalah lain pada tubuhnya. Dia hanya harus banyak-banyak istirahat dan tidak boleh banyak bergerak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
أدب المراهقينtransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...