"Vano, kesini dan duduk sebentar." Ucap sang kepala keluarga pada Rayanza.
Rayanza berjalan dan duduk di sofa yang di tunjuk itu. Dia menatap Danial dengan malas.
Danial dan Nathan juga ikut duduk bersama Rayanza.
"Oke, sepertinya Roderick sudah memberitahukan apa yang terjadi dengan keluarga kita saat ini. Ini juga cukup mengejutkan karena kamu akhirnya mau kembali kesini." Ucap Danial.
"Ayah ngk akan maksa kamu juga ngk akan menekan kamu lagi. Jadi, ayah mohon tetap di sini dan jangan berkeliaran di luar untuk beberapa waktu ini."
"Ini bukan karena ayah takut kamu membuat masalah dan akhirnya membuat malu keluarga atau apapun itu. Ayah ngk akan mempermasalahkan itu. Ayah sudah sadar bahwa selama ini ayah terlalu lalai sebagai kepala keluarga sekaligus ayah yang baik untuk kalian semua, terutama kamu."
"Ayah hanya tak ingin kalian semua terluka atau dalam bahaya karena masalah ini. Kamu bebas ngelakuin apapun selagi masih di batas wajarnya. Kamu juga bebas untuk pergi kemanapun. Ayah dan yang lainnya ngk akan ngelarang kamu lagi. Kamu bebas untuk segala hal." Danial menatap Rayanza dengan serius. Dia hanya bisa mengalah dan menghilangkan egonya untuk berhadapan dengan anak ketiganya itu.
"Juga, jangan takut untuk membuat masalah atau apapun. Karena sekarang, Mahendra akan berdiri di sampingmu apapun yang terjadi."
"Jadi, bisakah kamu memaafkan semuanya dan memulai kembali dari awal?" Danial dan Nathan menatap Rayanza dengan tatapan aneh dan penuh kasih sayang itu.
Rayanza yang melihat itu masih tidak bergeming, dia hanya duduk diam memperhatikan dan mendengarkan setiap kalimat yang Danial ucapkan.
"Bisakah langsung pada intinya saja." Ucap dingin Rayanza pada mereka berdua.
'jangan minta maaf sama gw. Percuma saja kalian minta maaf. noh, anak kalian si Rayanza kampret udah mati. Dia lagi main catur ama yakuza. Pergi aja sana minta maaf sama dia.' Batin malas Rayanza.
Huufft..mereka tau akan berakhir seperti ini. Rayanza masih tidak akan mendengarkan permintaan maaf mereka. Tapi setidaknya mereka audah mencoba.
"Oke, selama krisis di selesaikan. Kamu dan yang lainnya hanya akan sekolah dan langsung kembali kemansion. Jika ingin bermain keluar, kmu dan para saudara mu yang lainnya harus membawa beberapa penjaga untuk jaga-jaga." Jelas Danial.
Menyadarkan punggungnya, Rayanza menghimpit kaki yang satunya lagi dan memandang Danial dan Nathan dengan malas dan dingin.
"Apa tidak bisa di selesaikan dengan keluarga BESAR Mahendra itu? Bukankah kakek tua itu masih hidup? Dan juga, anda masih memiliki seorang saudara yang merupakan anak pertama Mahendra. Suruh saja mereka yang menyelesaikannya." Ucap datar Rayanza. Sebenarnya dia sudah tau jawaban dari pertanyaannya itu, dia hanya ingin menguji keluarga ini.
"Ini-"
"Bukan hanya kita saja yang menjadi incaran mereka. Keluar Besar Mahedra adalah yang paling banyak mendapatkan kerugiannya. Kita yang disini hanya mendapat sedikit dari permasalahan yang ada." Jelas Nathan menyela ucapan Danial.
"Mungkin, para sepupu mu yang lain juga akan tinggal di sini demi keamanan bersama."
Rayanza yang mendengar itu pun seketika menyesal untuk kembali kemansion ini.
Nathan yang melihat perubahan pada raut wajah Rayanza pun dengan cepat menjelaskannya.
"Tenang saja, mereka tidak akan membuat masalah dengan mu. Abang dan yang lainnya akan memastikan itu." Ucap Nathan memberikan kepastian pada Rayanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
أدب المراهقينtransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...