"Kalian semua, turunkan senjata kalian dan menjauh dari mereka." Lanjutnya memberikan perintah.
Kaino dan para bodyguard itupun mengerutkan kening bingung mendengar perintah dan sedikit antisipasi dalam ucapan tuan muda/saudara mereka itu.
"Bang, abang kenapa-"
Perkataan Kaino terhenti dengan wajah yang sangat-sangat terkejut sekaligus tak percaya.
Para bodyguard itu juga menjadi sangat cemas dan panik saat melihat situasi tuan muda mereka itu.
Sagara, Arka, Kafka dan Leo, yang sudah terbebas dari kepungan itupun menatap pada pria yang bersama dengan Kaino itu.
Memangnya apa yang terjadi hingga mereka bereaksi seperti itu?
Melihat kedepan, mereka berempat membulatkan mata tak percaya. Ini....apa ini semua nyata?
Mereka melihat Rayanza yang entah sejak kapan sudah berdiri dibelakang Pria itu.
Dia berdiri disana dengan sebuah pisau yang sudah mengarah pada leher pria itu, bahkan darah segar sudah mengalir dilehernya.
"Bang ash!!!"
"Tuan muda!!"
"Jauhkan senjata kotor mu itu dari tuan muda!!!"
Kaino dan para bodyguard itu terkejut dengan pandangan tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Senjata yang awalnya mengarah pada keempat curut itu kini berubah arah menjadi pada Rayanza.
Sedangkan keempat curut, mereka masih terpelongo diam mencerna apa yang terjadi. Barusan, mereka disudutkan hingga hampir memilih mati bersama. Sekarang, tidak sampe beberapa menit berlalu, semuanya menjadi terbalik.
"B-bang Vano." Kafka menatap Rayanza dengan kilauan kekaguman dimatanya.
Mereka berempat menatap Rayanza dengan penuh kekaguman. Semua rasa takut mereka berganti dengan rasa kagum yang tak jelas.
Entah mengapa sikap dan perilaku Rayanza yang sangat dingin dan tak kenal takut itu sangat keren dan...dan...ngk ngotak lah.
Mereka juga ingin seperti itu, setidaknya berikan mereka empat puluh persen dari kemampuan Rayanza.
"Lo! Jauhin pisau lo itu dari abang gw sialan." Suara makian Kaino membuyarkan lamunan mereka.
Keempat curut yang mendengar itupun bertepuk tangan kagum dalam hati mereka. Sungguh berani sekali dia memaki Rayanza.
"Menjauh dari tuan muda kami." Para bodyguard itu melangkah hendak mendekati mereka berdua.
Rayanza masih tak bergeming, dia masing menatap dingin dan tak peduli pada bodyguard itu.
"Lebih baik Kamu lepaskan saya sekarang sebelum situasi ini menjadi semakin memburuk." Pria itu tiba-tiba berbicara pada Rayanza.
Wajahnya juga tak kalah dingin dari Rayanza. Suaranya juga penuh penekanan seakan-akan Rayanza tak punya pilihan lain selain menuruti perkataan nya.
Tapi, siapa yang tak tau Rayanza. Dia paling benci di ancam oleh orang lain. Dia akan membalikan ancaman itu pada mereka yang tak punya otak dalam berbicara.
Tersenyum miring, Rayanza mendekatkan pisaunya untuk lebih menggores leher pria itu.
"Heh, apa keluarga Agnibrata seperti kalian sebodoh ini!?" Keluar sudah nada sarkas penuh penghinaan Rayanza.
"Kamu!!!" Pria itu mengerutkan kening dingin mendengar perkataan Rayanza. Berani sekali dia menghina keluarganya.
Apa dia tidak tau siapa Agnibrata itu!?
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
Fiksi Remajatransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...