BAB 52

20.6K 1.9K 160
                                    

Mari kita flashback saat mereka menuju ke mansion Bimantara.

Flashback on

Mereka berempat menjadi khawatir dan cemas dengan Rayanza. Mereka terus berharap Rayanza belum sampai di mansion Bimanatara.

Galan dan para bersaudara Mahendra itu juga menyusul mereka dibelakang. Ada 2 mobil yang mengikuti mereka, mobil pertama adalah milik Galan dan para saudara Mahendra.

Dan mobil lainnya adalah milik Lingga. Sepertinya ada Cia dan ketiga anggota gengnya.

Mereka semua tidak terlalu memikirkan itu. Mereka hanya ingin cepat-cepat menyusul Rayanza. Semakin lama mereka bergerak, semakin banyak pikiran buruk yang memasuki mereka.

Mereka juga membantah dan menenangkan diri sambil mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tidak akan terjadi apa-apa pada Rayanza.

Tapi, semua pikiran dan perasaan buruk yang mereka rasakan dalam sekejap menjadi kenyataan. Saat mereka melihat apa yang terjadi di depan mansion itu.

Itu dimulai saat mereka memasuki kawasan mansion Bimantara. Mereka melihat gerbang mansion itu yang sudah hancur.

Dan itu semakin memperburuk pikiran mereka saat melihat para penjaga yang sudah tergeletak tak sadarkan diri dengan banyak darah di tanah.

Mereka semua tercengang tak percaya. Apa yang terjadi hingga berakhir seperti ini.

Kedua mobil yang mengikuti mereka juga berhenti dan keluar dengan wajah tak percaya mereka. Apa yang terjadi?

"AAHHH" itu adalah suara teriakan Cia. Dia menangis dan memeluk Lingga dengan Erat.

Zellyn yang melihat itu juga terkejut dan takut. Dia pergi memeluk Shaka dan membenamkan wajahnya dipelukan Shaka. Ini....apa yang sebenarnya terjadi?

"Bang" Qiana berdiri dibelakang Xavian sambil menutup matanya. Dia memegang baju Xavian dengan erat. Bahkan Anara, dia memalingkan wajahnya kearah lain.

"Apa yang terjadi disini?" Tanya Aksa entah pada siapa. Dia juga tak cukup kuat untuk melihat adegan berdarah seperti ini.

Sedangkan disisi Gibran. Matanya menjadi dingin saat melihat semua itu. Sepertinya mereka sudah terlambat, pertarungan sudah di mulai.

Mereka semua juga memiliki pemikiran yang sama. Mereka sudah terlambat, Rayanza sudah bertarung dengan mereka. Jadi, dimana dia? Apa dia baik-baik saja? Dia.....masih hidup kan?

Pikiran mereka berempat dilanda kepanikan dan kecemasan tentang Rayanza. Dia tidak mungkin.......

Mata Kafka langsung memerah, dia memegang tangan Arka yang berdiri disampingnya.

"Ka! Ini....ini ngk seperti yang gw pikirin kan? Ini..dia..dia ngk mungkin...." Kafka menggoyang-goyangkan tangan Arka.

Arka yang ditanya hanya diam. Matanya juga memerah memikirkan kemungkinan terburuknya. Tidak! Itu tidak akan terjadi.

Bukan hanya Kafka dan Arka. Sagara dan Leo juga merasa cemas di hati mereka.

"Apa yang sebenarnya terjadi di sini?, kalian pasti tau sesuatu kan? Jika tidak, kalian tidak akan datang kesini." Ucap Jevan pada mereka.

Tak ada yang menjawab pertanyaan Jevan. Mereka semua hanya diam tak percaya dengan apa yang mereka lihat.

Sibuk dengan lamunan dan keterkejutan mereka masing-masing. Mereka semua di kejutkan dengan suara tembakan dan barang-barang pecah dari dalam mansion Bimantara itu.

Mendengar itu, mereka semua saling melihat satu sama lain, dan dengan cepat masuk mencari asal suara itu.

Hingga mereka semua sangat-sangat terkejut saat melihat keadaan didepan mereka itu.

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang