Rayanza mendekat dan duduk tepat didepan pemuda itu. Dia tidak mendengarkan Aslan yang menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.
Aslan yang melihat itu juga tak mempermasalahkannya, Dia masih memiliki senyum sopan di wajahnya. Dia kurang lebih juga mengetahui bagaimana sifat Rayanza.
"Karena kita semua sudah disini, dan seperti yang di dikatakan oleh Sagara, bang Aslan akan memperkenalkan seseorang pada mu." Ucap Aslan yang mulai masuk pada poin utamanya.
"Perkenalkan, dia Asher, orang yang ingin abang katakan sama kamu."
Melihat pada Rayanza, pria yang dipanggil Asher itu menunjukkan senyum aneh diwajahnya.
"Hallo, kita bertemu lagi." Ucap pria itu pada Rayanza.
Aslan mengerutkan kening aneh melihat perubahan sikap temannya itu. Dan juga, kapan mereka pernah bertemu?
"Kalian sudah saling kenal?" Tanya Aslan. Dia menatap mereka berdua dengan bingung.
Melepaskan topinya, Rayanza menatap dingin pada Asher dengan sedikit penghinaan di matanya.
"Tentu, bukankah dia anak pertama Agnibrata." Ucap dingin Rayanza dengan wajah malas tak pedulinya.
Mendengar itu, Aslan membulatkan mata terkejut. Ini....dia sebenarnya sudah mengetahui siapa Asher sebenarnya.
"Kapan kalian saling mengenal satu sama lain? " Aslan menatap Rayanza dengan penuh tanda tanya.
Tersenyum sinis, Rayanza menatap Asher dengan satu tangan yang menunjuk pada lehernya.
"Heh, sejak ini tercipta." Rayanza menatap Asher dengan tatapan yang penuh ejekkan dimatanya.
Dalam sekali pikir kalian pasti sudah tau bahwa dia, yang di panggil Asher adalah pria yang bersama Kaino di mall waktu itu.
Pria yang di sekap dan diancam dengan pisau oleh Rayanza.
Orang yang dipanggil sebagai 'bang Ash' oleh Kaino adalah dia.
Mulut Asher berkedut kesal mendengar perkataan Rayanza. Dia masih mempertahankan senyum formal diwajahnya.
Sedangkan Aslan yang mendengar itupun menoleh menatap Asher. Temannya itu sudah aneh sejak tadi malam. Dia terus saja bertanya tentang pertemuan hari ini dengan Rayanza.
Dan malam ini, dia bahkan mengenakan syal yang sangat tidak mungkin dia gunakan. Dia tau kebiasaan temannya yang sangat membenci benda-benda tak berguna yang hanya akan mengganggu aktivitas nya saja.
Dia awalnya tidak peduli dengan perubahan Asher, tapi setelah mendengar perkataan Rayanza, sepertinya dia memang memiliki sesuatu yang salah pada lehernya sehingga dia menggunakan syal malam ini.
"Ashe, Leher mu kena-"
"Hahaha....bukan apa-apa. Malam ini cukup dingin jadi lebih baik memakai ini untuk menjadi lebih hangat." Asher sedikit menghindar dari tangan Aslan yang terulur padanya.
Rayanza memutar mata malas pada Asher. Dingin? Dia yang hanya mengenakan kaos lengan pendek saja tidak merasakan apapun.
"Oke, jangan pikirkan itu. Ayo pesan dan lanjut berbicara setelah kita selesai menikmati hidangan disini. Vano, pilih semua yang kamu inginkan. Kota berdua akan mentraktir mu malam ini." Aslan menatap Rayanza dengan senyum Pepsodent diwajahnya.
Rayanza hanya mengangguk ringan dan mulai memesan apa yang dia inginkan. Kalian tau, dia kesini tepat setelah dia selesai dengan si pria kurus itu.
dia belum sempat untuk makan malam. Jadi , lebih baik dia mengisi energinya untuk hal-hal merepotkan yang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
Ficção Adolescentetransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...