BAB 49

22.1K 1.7K 85
                                    

Rayanza berjalan menuju sang ayah dan berdiri tepat didepannya. Danial yang merasakan seseorang berdiri didepannya pun mendongak melihat siapa itu.

"Apa yang-"

Buugghhh

"Bang Vano!!!!"

"Vano!!"

Mereka semua berteriak saat melihat Rayanza yang memukul tengkuk Danial.

Sang ayah yang di pukul pun pingsan di pelukan Rayanza.

Semua itu terjadi sangat cepat. Rayanza menarik tangan Danial dan langsung memukul tengkuknya dengan keras. Membuat danial langsung pingsan.

Rayanza menatap mereka semua yang berwajah bodoh itu dengan dingin. Bukankah mereka yang terlalu bodoh, itu hal yang mudah jika dia tidak mau diberitahu dengan cara baik-baik. 

Paksa saja atau pukul dia hingga pingsan. Kenapa harus repot-repot menunggu dia untuk berinisiatif untuk istirahat.

"Bawa dan Baringkan dia dibangsal yang kosong." Ucap Rayanza sambil melihat pada Nathan.

Nathan yang terdiam pun mengangguk pada Rayanza. Dia pergi membawa Danial ke bangsal yang kosong.

Sedangkan mereka semua yang melihat aksi Rayanza tadi masih tertegun tak percaya. Berani sekali dia memukul ayahnya seperti itu.

Meskipun itu cara yang cukup efektif. Tapi, bagaimana jika Danial bangun dan........

Anara adalah orang yang paling terkejut di antara mereka. Seperti yang sudah dibahas di chap sebelumnya, tamparan yang lebih menyakitkan dari tamparan wanita selain tamparan kehidupan adalah tamparan kebenaran yang saat itu juga berbalik pada kita.

Baru tadi dia mengatakan bahwa Rayanza tidak akan bisa melakukannya, tapi sekarang.....

Rayanza menatap mereka semua dengan dingin.

"Hubungi gw kalau dokter itu udah keluar." Ucap Rayanza dan pergi dari sana meninggalkan mereka yang masih terdiam itu.

Rayanza akan pergi ke tempat karaoke terdekat disini.

Bukan apa-apa, dia hanya butuh tempat khusus sekarang. Tidak mungkin dia menyelidikinya di rumah sakit.

Hingga tak jauh dari rumah sakit itu, Rayanza menemukan satu tempat karaoke.

Dia masuk dan pergi memesan ruangan.

Dia hanya ingin tempat yang tenang dan tertutup. Dia datang dengan mengenakan topi dan masker yang menutupi wajahnya. Jangan sampai seseorang mengenalinya.

"Satu tempat sendiri." Ucap Rayanza pada penjaga Warnet itu.

"Maaf nak, ruang khusus satu orang sudah penuh, hanya ada ruang untuk tiga orang. Itupun sudah di isi oleh dua orang lainnya." Jelas penjaga itu pada Rayanza. Dia sedikit mengerutkan keningnya melihat tampilan Rayanza.

"Oke"  dia tidak bisa mencari tempat lain lagi.

Hanya dua orang, dia bisa mengatasinya.

"Oke, ini ruangan anda. Semoga anda bersenang-senang disini." Ucap sopan penjaga itu. 

Setelah mengetahui ruangannya, Rayanza segera membayarnya dan pergi menuju tempat yang telah di tunjuk itu, itu ruangan Nomor 7.

Hingga Rayanza sampai di ruangannya. tanpa peringatan, Rayanza langsung saja membuka pintu itu. Dan dapat dia lihat, disana sudah ada dua orang yang dikatakan oleh penjaga tadi.

Rayanza melihat pada mereka sebentar dan pergi berjalan ke sisi lain ruangan itu.

Melihat Rayanza yang masuk tanpa  sepatah kata pun membuat mereka berdua mengerutkan kening tak suka. 

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang