extra chapter 'Rayanza and curut'

12.7K 1.1K 460
                                    


Sepertinya ada kesalahpahaman disini, author baca komentar kalian di chap sebelumnya dan mau ngelurusin sesuatu.

Author udh bilang, untuk Extra chapter, identitas Rayanza masih sebagai jiwa yang diambil alih oleh Ryianza.

Jadi sebenarnya cuman Rayanza yang punya satu chapter, selebihnya kisah Ryianza yang masih di raga Rayanza.

Pahamkan?

Oke itu penjelasannya, jadi kita lanjut ke cerita dulu, selamat membaca.

* * *

Internasional high school, yang di singkat menjadi IHS.

Sekolah ternama yang diisi oleh siswa-siswi elit dan bergengsi. Memiliki gedung empat lantai, dengan dua gedung terpisah yang mewakilkan setiap jurusan, yaitu ipa dan ips.

Di lengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan canggih, mendatangkan guru-guru terkenal dari luar sana.

Tak khayal jika semua pejabat, pengusaha, dan orang-orang berpengaruh lainnya ingin memasukan anak mereka ke sana.

Itu lah pandangan luar mereka terhadap IHS, tapi tak ada yang tau, bagaimana keseharian mereka.

Contohnya saja sekarang, kantin di gedung ips telah diisi penuh tanpa kursi kosong satu pun. Bahkan masih ada yang antri di luar.

Bukan karena makanannya, bukan juga karena keindahan kantinnya, tapi karena para brandal ips yang saat ini kembali berulah.

Siapa lagi kalau bukan Sagara, Arka, dan Kafka. Mereka saat ini sedang ribut-ribut memperdebatkan siapa yang lebih di sayang, di peduliin, atau berharga bagi Rayanza.

Lalu di mana Rayanza?

Dia tidak ada di kantin, jika dia ada disana, mereka tidak akan berani membuat keributan seperti ini.

Dan dari semua ini, yang paling tertekan adalah Leo.

Sedangkan Kaino menyaksikan mereka dengan penuh kesenangan, bahkan seperti menyemangati mereka untuk segera berkelahi.

Dan untuk Juan, jangan di tanya, dia hanya melihat dari samping dengan tampang polos tak bersalah itu, mulutnya tak pernah kosong dari permen.

Braakk

"Gw bilang gw yang paling di sayang sama bang Vano, kalian opet-opet di pinggir jalan cuman pajangan." Arka menggebrak meja dengan keras, menunjuk Sagara dan Kafka dengan penuh kesombongan.

Braak

"Eh babi ngepet, tampang lo yang kayak pantat dugong punya apa sampe di sayang sama si Vano? Tampan ngk, pinter juga ngk, malah kelebihan goblok sama tolol aja lo." Tak mau kalah, Sagara juga mengebrak meja dengan keras.

"Seharusnya lo kayak gw, tampan iya, pinter jangan di tanya, kaya juga iya, haiss...so perfect." Dengan wajah narsisnya, dia mengusap rambutnya kebelakang, dan memamerkan black card nya dengan satu tangan.

Mata itu menatap Arka dengan menantang.

Braakk

"Kalian berdua jangan kepedean ya, tampang kalian itu 11 12, ngk ada bedanya. Kalian seharusnya sadar diri, gw lah yang paling di sayang sama bang Vano, kalian cuma ikan asin dalam pasar, tipis, bau, asin lagi." Dan itu datang dari Kafka.

Arka mengepalkan tinju kesal, dia menatap Kafka dengan penuh dendam.

"Eh bangke tepi laut, lo pikir lo lebih baik dari kita? Ngaca sana, apa perlu gw beliin pabrik kaca buat lo? Tampang lo yang kek monyet liar di tambah kek poni dora di tambah lagi kek pulu-pulu aja bangga lo." Arka.

Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang