Mata Sagara langsung menggelap dingin dan marah saat mendengar apa yang di ucapkan oleh pria itu.
"Target selanjutnya. Misi tingkat C. Target si pemburu malam sudah di konfirmasi. Selamat menikmati waktu berharga anda untuk beberapa hari kedepan.... Hahahah..." Ucap pihak lain itu dan langsung mematikan panggilannya.
Mata Sagara menggelap dingin mendengar ucapan pria itu. Apa yang dia maksud dengan target selanjutnya? Apa ini peringatan pembunuhan?, Apa dia menjadikan Kafka sebagai target yang akan dia bunuh?
Sagara mengambil handphone nya dan menghubungi seseorang.
Tut
Tut
Tut
[Apa? Abang lagi sibuk. Jangan-"]
["cari tau tentang nomor yang gw kirim ini. Cari tau tentang semuanya. Siapa dan dimana pemilik nomor itu. Gw mau itu siap hari ini. Tolong! Ini sangat penting buat gw."] belum sempat pihak lai bicara, Sagar sudah dulu menyela dan langsung mematikan panggilan itu tanpa menunggu jawaban dari pihak lain.
"Siapa?"
Tanya Arka saat melihat Sagara yang telah kembali itu.
"Nanti gw ceritain."
Arka mengangguk mengerti.
"Uumn....gw dimana?" Kafka melihat ke sekelilingnya.
"Lo di uks. Gw yang bawa lo kesini. Ntar lo malu lagi diliat nangis kek tikus kejepit." Mulai sudah sifat ngeselin Arka.
"Gw sedang ngk mau bercanda anj." Kafka menatap kesal pada Arka. Dia sedang tidak dalam mood untuk bercanda. Dan monyet ini selalu saja tidak tau situasi kapan untuk bercanda.
"Udah-udah! Lo Gimana? Udah baikan?" Sagara melihat Kafka dengan serius.
"Gapapa, hanya sedikit pusing. mungkin karena gw nangis terlalu lama."
"Yaudah, kalo gitu pake sepatu lo trus kita ke kantin. Sekarang udah waktunya jam istirahat. Gw juga udah ngabarin Leo untuk kesini sendiri karena lo lagi ngk enak badan." Jelas Sagara. Dia juga meletakan kembali Handphone Kafka ke dalam tasnya.
Kafka mengangguk kepalanya. Dia memasang sepatunya dan berjalan keluar menuju kantin bersama mereka berdua. Matanya masih sedikit sembab karena menangis.
Di kantin gedung ips.
Kantin itu sudah mulai di padati oleh para murid yang kelaparan.
Di sudut kantin itu, Rayanza sedang duduk menunggu pesanannya sambil memainkan Handphone nya.
"Bang Vano!" Arka sedikit berteriak memanggil Rayanza.
Mereka bertiga berjalan menuju Rayanza. Arka dan Kafka duduk didepan Rayanza, sedangkan Sagara, dia duduk tepat disamping kanan Rayanza.
Sagara melihatkan nomor telepon yang menghubungi Kafka tadi pada Rayanza.
Rayanza yang melihat itu menatap Sagara dengan satu alis terangkat.
Sagara mendekat ke telinga Rayanza dan membisikan sesuatu padanya. Dia menceritakan dan mengatakan semua yang di ucapkan oleh pria tak dikenal itu pada Rayanza.
Mata Rayanza berkilat dingin mendengar apa yang dikatakan oleh Sagara. Dia melihat pada Handphone Sagara lalu pada Kafka yang duduk didepannya.
Kafka yang di tatap sudah ketar-ketir sendiri. Apa yang di bisikan Sagara kampret itu hingga membuat Rayanza melihat seperti itu padanya.
Setelah itu, Rayanza mengangguk kecil pada Sagara. Dia kembali memainkan Handphone nya.
"Disini kalian rupanya." Ucap Leo yang baru datang itu. Dia duduk disamping lain Rayanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi: RAYANZA OR RYIANZA [END]
Ficção Adolescentetransmigrasi jadi imut ✖️ Transmigrasi seperti mayat hidup ✔️ Ryianza seorang pria dewasa berusia 25 thn Bertransmigrasi kejiwa seorang remaja SMA. Bagaimana sikap ryianza saat mengtahui raga yang ditempatinya memiliki nasib yang tidak jauh berbed...