28. Sedikit Terbuka

275 25 4
                                    

Mereka telah menginjakkan kakinya diatas pasir putih. Semua orang berlarian menuju bibir pantai untuk menyapa sang alam. Berbeda dengan Haidar, Jake dan Sean. Haidar sedang sibuk dengan barang bawaannya dimobil. Sedangkan Jake dan Sean, mereka hanyalah orang lain yang ikut belakangan.

Jake tampak bahagia saat melihat ombak tergulung bergantian. Sudah lama dirinya tidak ke pantai.

"Kamu kalo mau main duluan aja, aku mau bantu Haidar angkatin barang" ucap Sean.

Jake menoleh, "beneran nggak apa-apa?" Sean mengangguk.

"Biar tasmu aku yang bawa" Sean mengambil tas dipundak Jake.

"Makasih hehe" Jake tersenyum lebar sebelum akhirnya ikut bergabung dengan yang lain.

Melihat wajah itu Sean sangat bersyukur. Membuat Sean harus lebih bekerja keras dan rajin menabung untuk mengajaknya pergi ke tempat yang belum pernah ia kunjungi.

Sean kembali ke mobil dan bertemu Haidar yang tengah sibuk mengeluarkan barang-barangnya. Canggung pastinya, ia mengulurkan tangannya tanpa mengatakan apapun. Haidar yang peka pun langsung memberikan tas milik Nathan dan Jeriko ke Sean.

"Aku aja yang bawa" ucap Sean sedikit kaku.

Haidar menoleh lalu memberikan gitar milik Jeriko. Dengan sangat hati-hati Sean menerima dan membawanya.

"Ini mau ditaruh mana?"

"Tanya Jeriko, tempatnya deket dari dia" jawabnya cukup dingin.

Sean menoleh ke arah Jeriko dan melihat tanda disekitarnya. Mungkin itu yang dimaksud Haidar.
Sean mengangguk lalu pergi. Tanpa disadari Haidar tersenyum menatap laki-laki yang penuh dengan tas dan gitar.













"Bian liat sini!" Teriak Jinan mencipratkan air.

"Ahh ihhh Jinannnnnnn! Awas ya kamu!" Sabian merasa ditipu. Ia mengambil segumpal pasir ditangannya dan mulai memgejar Jinan.

Melihat itu Jinan langsung berlari mencari sang pacar. Ia bersembunyi dibalik tubuh Jeriko.

"Kak tolongin" teriaknya dibalik badan.

Sabian tak bisa berkutik, ia nyengir ketika Jeriko menatapnya terus.

"Hehe nggak jadi" ia membuang pasir itu lalu memanyunkan bibirnya karena aksi balas dendamnya yang gagal.

Dibalik punggung itu Jinan menjulurkan lidahnya. Mengejek Sabian yang ngambek.

"Awas aja!" Gumamnya.

"Jer!" Teriak Nathan dari sebelah kanan.

Jeriko menoleh, menyipitkan matanya karena silau.

"Fotoin gue dari situ" tangan Nathan menunjuk ponsel yang digenggam Jeriko. Jeriko mengangguk.

Melihat itu Sabian tertawa mengejek, "mau apa lo sini! Kak Jeriko mau pergi tuh" Sabian menggenggam pasir putih lagi dan berniat untuk mengejar Jinan.

Sebelum Sabian mengejar, Jinan lebih dulu berlari kencang menghampiri Jake yang sedang mencuci kakinya disisi yang berbeda.

"Kak Jake tolong! Sabian usil banget" teriaknya lalu berhambur memeluk Jake.

Yang dipeluk ikut terhuyung ke depan. "Astaga kenapa ngagetin Jinan, untung kakak nggak jatuh"

Jinan hanya nyengir, ia bersembunyi dibalik tubuh Jake sambil memeluknya.

"Tolongin Jinan kak ada Bian" bisiknya.

Jake menoleh ke arah adeknya, lalu melotot.

"Heh mau ngapain! Buang!" Bentaknya.

Jake berkacak pinggang seperti superhero bagi Jinan.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang