45. "Kita Putus"

350 28 1
                                    

Pukul 2 dini hari Sean baru saja menyelesaikan urusannya. Berniat untuk mampir ke rumah Jake tapi mungkin sudah tidur. Sean hanya sekedar lewat dan berdiam untuk beberapa saat, menatap jendela kamar si empu sambil tersenyum.

"Tungguin ya, baru 70 persen. Jangan kemana mana dulu" monolognya lalu pergi.

Tubuh lemah itu ia baringkan begitu saja tanpa melepas jaket dan tas yang masih setia melingkar.
Bunyi perut terus menganggu telinganya. Sean benar benar mengabaikan kesehatannya.

Saat ini yang ia butuhkan hanyalah tidur, beruntung besok hari minggu dan ia dapat shift siang.

Sean tertidur dengan posisi tengkurap. Membiarkan si kecil tanpa kabar yang pasti akan menjadi masalah untuk besok.

• LTM •

Pagi pagi sekali Jake sudah bangun, ia mengecek ponselnya berharap Sean meminta maaf dan membujuknya. Namun nihil, bahkan satu pesan pun tidak ada.

Jake menghela nafas frustasinya, hampir saja dirimya menangis namun ia tahan karena Sabian datang.

"Bang kemarin bolos les ya? Kemarin gurunya telpon nanyain abang" Sabian berjalan menuju meja makan lalu mengambil sepotong roti yang sudah dioles selai.

Jake hanya melirik malas, "urusannya apa sama lo?" Ketusnya.

"Dih gue cuma bilang doang, urusan datang atau enggaknya kan urusan abang"

"Bacot"

Moodnya benar benar jelek, apapun yang didepannya akan menjadi sasaran mulut licinnya.
Jake kembali ke kamarnya setelah selesai sarapan. Kembali mengecek ponsel dan lagi lagi belum ada satu pesanpum dari pacarnya.

"Lo kemana sih tai" umpatnya.

Hanya berjalan mondar mandir karena kebingungan.

"Ah berisik banget, bodo amat lah mau dia gak ngabarin" Jake memukul kepalanya yang terus berisik memikirkan Sean.

Tapi mengingat Sean yang sangat sibuk akhir akhir ini membuat Jake kesal dan ingin sekali melampiaskannya. Jake butuh jajan dan jalan jalan.

"Awas aja sekali lagi gue samperin ke cafe gak ada, gue bener bener benci banget sama lo taiiiii" tak sengaja Jake berteriak membuat Sabian di luar sana menyahut.

"Berisik lo bang gak jelas"

• LTM •

"Hoam ... akhh—" desah Sean merasa kepalanya sangat berat dan sakit.

Sean meringis sembari memegangi kepalanya, pusing dan berat. Ia menatap kebawah melihat tas dan jaket masih setia disana. Segera ia melepas dan mengecek ponselnya.

Jam 9, Sean kesiangan. Sial, niatnya mau ke cafe lebih awal pun gagal.

Dengan tergesa gesa ia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan harus segera bersiap siap. Sampai ia melupakan si kecil ...

"Laper tapi gak ada yang bisa dimasak" monolognya menatap meja dapurnya.

Sean meremat perutnya, karena dari siang kemarin dirinya belom makan. Ditambah dirimya sedang sakit sekarang.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang