73. Danau Terakhir

354 22 4
                                    

Langit kuning disore hari perlahan mulai menggelap. Hanya ada suara angin dan burung burung yang ikut menyaksikan keindahan alam itu.

Sejak satu jam yang lalu dua insang itu ikut serta untuk menikmati ketenangan alam ini. Jake duduk dengan kepalanya bersandar di bahu milik prianya. Tangannya mengalung sambil tetap tergenggam satu sama lain.

"Udah lama kita gak kesini ya" ucapnya untuk mengawali topik pembicaraan.

Jake mengangguk, sedikit memutar pandangannya untuk menatap wajah tampan itu.

"Kamu gak kangen sama kita yang dulu?" Suaranya sedikit berat.

Sean tersenyum, "kangen tapi aku bersyukur sama kita yang sekarang kita lebih banyak waktunya"

Bibir Jake seketika mengerucut ke depan, pelukan dilengan itu semakin erat.

"Kamu pernah ngerasa capek gak sama hubungan kita? Kayak kamu pengen nyerah gitu?" Jake masih penasaran.

"Pernah" jawaban itu membuat wajah Jake mendekat saking penasarannya.

"Kapan?"

"Kemarin itu" jawab Sean pelan.

Jake mengulum bibirnya karena malu, kenapa ia tidak mengingat kejadian semalem.

"Oh iya ya" wajahnya kembali ia sandarkan pada bahu lebar prianya.

"Tapi kenapa kamu gak mau putus beneran?" Tanya Jake polos.

Sean terkekeh mendengarnya, tangan kirinya terulur untuk mengacak surai lebat dan hitam itu merasa gemas.

"Kalo aku inget inget ucapan kamu bener juga, aku udah sejauh ini cuma karena banyak masalah aku rela ngelepas kamu gitu aja. Efek aku kecapean juga jadi aku gak bisa kontrol emosiku" Sean menatap lurus danau yang tenang itu.

"Makasih ya udah diingetin" lanjutnya.

Jake mengangguk setuju, "maaf juga kalo aku banyak tingkahnya. Aku bakal lebih hati hati lagi dan gak teledor lagi soal gituan. Tapi aku butuh bantuan kamu buat ikut jagain aku hehe" Jake nyengir.

Cup.

"Aku bakal ganti profesi jadi pengawal 24 jam buat tuan putri cantik dan manja ini"

"Ih aku cowo ya!" Jake tak terima.

"Aku inget banget, aku pernah bilang ini di danau ini juga kalo aku pengen bisa satu rumah sama kamu jadi gak perlu susah buat bagi waktunya. Dan juga aku bisa kerja bareng kamu dalam satu cafe yang kita sendiri pemiliknya. Kita udah jauh banget ya yang? Jadi bener kamu itu petualang terbesarku" Sean mengurai pelukan itu untuk menakup kedua pipi gembul itu.

"Sekarang apapun yang terjadi, siapapun yang gangguin kamu, apapun masalah itu aku bakal cari solusi buat pertahanin hubungan kita. Udah resiko kalo aku punya pacar cantik jadi harus ekstra ketat penjagaannya" tuturnya membuat pipi Jake memerah.

"Gombal" ucapnya salah tingkah.

"Aku selalu serius sayang" Sean meyakinkan kalimatnya itu.

"Jadi kuncinya apapun itu kita komunikasikan, ayo  sama sama cari jalan keluar buat masalahnya. Wajar kalo kita banyak berantemnya karena takdirnya bakal seindah itu. Kamu tau kan pepatah semakin tinggi pohon, semakin kencang angin menerpa. Jadi semakin kita jauh juga semakin banyak masalah yang kita hadepin. Sambil pegangan kita cari jalan keluarnya sama sama ya sayang?" Tangan sedikit kasar itu mengusap punggung tangan halus milik Jake.

Seyakin itu Sean dengan kalimatnya, walaupun banyak janji yang belum ia penuhi namun mendengar kalimat yang baru saja ia ucapkan membuat Jake semakin yakin dan sabar kalo perlahan semuanya akan terwujud.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang