60. After

241 26 8
                                    

Pagi harinya tepat saat sinar matahari menyorot kepada dua insan yang masih tertidur tanpa melepas pelukannya. Jake yang lebih dulu bangun karena merasakan perih dan sakit dibagian bawahnya.

Si pelaku yang sudah merobek hingga berdarah itu pun masih tertidur pulas seakan tidak terjadi apa apa. Jake merasakan sesak karena pelukan itu tidak mau terlepas. Sean memeluknya terlalu erat hingga Jake kesulitan bergerak.

"Sean bangun" Jake masih berusaha melepas tangan yang mendekapnya.

"Bangun udah siang" lirihnya lagi.

Jake memukul mukul dada Sean ketika yang panggil hanya berdehem. Mendorong badan itu agar terlepas membuat Sean membuka kedua matanya merasa terganggu.

"Masih ngantuk" suara serak khas bangun tidur itu membuat yang awalnya kesal menjadi tersipu.

Sial, Jake salah tingkah.

"Ihh bangun aku laper" Jake mengguncangkan tubuh itu berharap segera bangun dan membuatkan makanan untuknya.

Sean mengerjap beberapa kali untuk mengumpulkan nyawa dan fokusnya. Menoleh untuk menatap semestanya. Tiba tiba saja Sean tertawa tanpa sebab membuat Jake memukulnya.

"Ih kenapa sih?! Cepet bangun aku laper" kali ini ia menarik narik tangannya.

"Kamu abis nangis?" Tanya Sean terus memandangi wajah yang membengkak dibagian matanya.

"Ya dipikir lah?" Kesalnya membuang muka.

"Kamu lucu tau, sini mau liat" Sean setengah bangun tangannya menumpu badannya.

"Gamau!" Jake terus menghindari tatapan Sean.

"Aku pengen liat yang" goda Sean.

Hingga Sean semakin mendekat dan Jake semakin menjauh membuat yang dibawah seperti ada gesekan.

"Akh–" desahnya sambil meremas sprei membuat Sean panik.

"Sayang kenapa?" Sean menyibak selimutnya lalu mengecek yang dimaksud Jake.

"Sakit" rengeknya, tiba tiba saja Jake menangis.

Jake menarik tubuh Sean untuk dipeluknya, tentunya untuk melampiaskan rasa sakitnya.

"Sakit banget" rintihnya menahan rasa yang luar biasa.

"Makasih" singkat Sean.

"Kok makasih?" Jake sempat mendongak.

"Sakit berarti enak kan?" Sean mengerjap polos seakan jawabannya itu tidak salah.

Jake memukul mukul badan lelaki itu sambil menangis sekencang kencangnya.

"Bego banget heran!"

"iya iya aku salah. Kamu mau apa biar gak sakit lagi" Sean mengubah posisinya menjadi duduk dan Jake masih setia didalam selimut.

Mereka masih telanjang.

"Aku pengen yang seger seger" bibirnya mengulum kedalam membayangkan masakan yang berkuah segar.

"Boleh. Aku cuci muka dulu terus mau keluar cari makan" baru saja Sean ingin beranjak dari ranjang tangannya sudah ditahan oleh si kecil.

"Gamau, disini aja, temenin" rengeknya sambil merangkul lengan dengan kedua tangannya.

Sean tersenyum melihat tingkah seperti anak kecil.

"Katanya laper, didapur kayaknya gak ada bahan jadi aku nyari diluar" tuturnya lembut, tapi Jake tetap saja tidak mau ditinggal.

Bahkan pelukannya semakin erat.

"Hngg gamau disini aja!" Manjanya.

Sean menghela nafas panjang, tangannya mengulur untuk mengusap surai lebat itu dengan lembut untuk menenangkan.

Listen To Me || SUNGJAKE [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang